Lihat ke Halaman Asli

Seekor Anjing dan Selokan Penuh Comberan Hitam Pekat

Diperbarui: 14 Maret 2022   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Sore-sore langit biru bercahaya ....
Seekor Anjing  masuk ke dalam rumah kami
Mengibas-ibas ekor si anjing, gaya seekor anjing
Kami beri makan ia dengan makanan terbaik di rumah kami
Tapi, dasar anjing !
Binatang itu menggonggong sombong mengibas-ibas ekornya, gaya sesekor anjing
lalu, merobek-robek dada kami, menyeringai mata rompak, gaya seekor anjing
Meski tanpa puas, namun ia berlalu juga, dengan menjulurkan lidah najisnya di depan pagar rumah kami sambil terus menggongong dan menghembuskan nafsu binatangnya, gaya seekor anjing
Biru terang langit berubah mendung ....
Seekor anjing menjulurkan lidah najisnya di depan rumah kami, lalu menggonggong,
Seekor anjing menjulurkan lidahnya yang najis di depan rumah kami, lalu menggonggong ,
lagi dan lagi,
Meronta ia dan mencakar-cakar pagar rumah kami sambil menggonggong semakin keras menunjukkan ketidakpuasannya, gaya seekor anjing,
Langit mendung semakin kelam ....
Seekor anjing telah berjalan kearah matahari terbenam sambil menjulurkan lidahnya dan liur najisnya meleleh disepanjang jalan, memenuhi selokan yang penuh comberan hitam pekat
Langit mendung telah  memuntahkan milyaran embun segar
Di sepanjang jalan, air mengalir, merubah setapak penuh najis, diramba sejuk, terkecuali selokan-selokan yang penuh dengan comberan hitam pekat
Langit membiru, semakin biru....
duhai Robbana, tolonglah kami dari kejahatan seekor anjing yang kini telah berjalan kearah matahari terbenam, jua agar tiada tergelincir ke dalam selokan penuh comberan hitam pekat  


Bangil, Desember 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline