Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Kesehatan Berbasis Web Untuk Deteksi Awal Depresi

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ABSTRAK

Depresi merupakan penyakit dalam bidang psikiatri yang paling awal dan umum terjadi. Perilaku yang dapat berubah akibat terjadinya depresi meliputi perubahan secara afektif, fisiologi, kognitif dan perilaku. Depresi juga merupakan respon emosional yang paling maladaptif.

Pendidikan kesehatan berbasis web salah satunya ditunjukkan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengkaji depresi yang dialami dalam waktu kapanpun untuk memperoleh informasi dengan kualitas terbaik. Aplikasi web yang disebut Patient Data Management System (PDMS) yang sedang dikembangkan terdiri dari 3 bagian utama yaitu presentasi, aplikasi dan bahan materi. Desain aplikasi web ini digunakan untuk penelitian skrining depresi menggunakan instrumen dari the Center of Epidemiological Studies Depression Scale (CES-D). Pengukuran tes sendiri secara cepat dari perasaan dan perilaku yang dilakukan selama satu minggu terakhir.

Depresi merupakan penyakit yang serius. Pendidikan pasien dan kemudahan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan akan memberikan keuntungan yang besar bagi individu yang mencari pengendalian yang lebih untuk kesehatan individunya.

Kata kunci : depresi, pendidikan kesehatan, web

LATAR BELAKANG

Depresi merupakan penyakit dalam bidang psikiatri yang paling tua dan umum terjadi. Perilaku yang dapat berubah akibat terjadinya depresi meliputi perubahan secara afektif, fisiologi, kognitif dan perilaku misalnya kesedihan, gelisah dan lambat dalam beraktivitas.  Depresi juga merupakan respon emosional yang paling maladaptif.6

WHO (2012) menggambarkan bahwa depresi mengambil peran dalam global burden disease dan mempengaruhi seluruh orang di dunia yang diperkirakan mencapai 350 juta orang. Survai yang dilakukan oleh World Mental Health Survey pada 17 negara menemukan bahwa 1 dari 20 orang dilaporkan pernah mengalami episode depresi di tahun sebelumnya. Gangguan depresi dimulai saat masih muda yang dapat mengurangi fungsi seseorang dan sering dapat kambuh lagi sehingga dijelaskan bahwa depresi secara mudah dapat menyebabkan disabilitas (WHO, 2012).2

Prevalensi gangguan depresi pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun dimana depresi berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Perempuan mempunyai kecenderungan dua kali lebih besar mengalami gangguan depresi daripada laki-laki.9

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (2013)4 prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6%. Provinsi dengan prevalensi ganguan mental emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah (11,6%), Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur, serta yang terendah adalah Lampung (1,2%).

Pelayanan preventif yang dilakukan di negara Amerika merekomendasikan bahwa penyedia pelayanan kesehatan melakukan skrining untuk depresi pada dewasa yang diyakini akurat dalam mendiagnosa dan pengobatan dapat efektif dengan monitoring secara hati-hati dan di follow up rutin. Perbandingan diangkatnya diagnosa depresi masih sangat rendah dilakukan di setting perawatan primer dimana praktisi gagal dalam mendiagnosa pasien karena waktu yang terbatas, tidak mengetahui cara menskrining depresi, lebih suka tidak mengangkat diagnosa penyakit jiwa atau tidak mengetahui apa yang harus dilakukan jika hasil skrining positif. Keterlambatan dalam mendiagnosa dan selanjutnya juga keterlambatan dalam pengobatan sehingga dapat menganggu kualitas hidup pasien, kehilangan pekerjaan dan secara keseluruhan penyakit mental dan fisik akan berkurang. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan dikembangkan metode untuk mendeteksi dini depresi. Hal ini sama pentingnya harus dibuat dalam pengukuran ini yang murah dan mudah untuk diimplementasikan oleh penyedia pelayanan kesehatan dan mudah digunakan oleh pasien.3

Pendidikan kesehatan berbasis web salah satunya ditunjukkan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengkaji depresi yang dialami dan waktu kapanpun untuk memperoleh informasi dengan kualitas terbaik. Komponen edukasi yang diberikan meliputi dukungan manajemen diri sendiri menghadapi depresi yang diprioritaskan usaha untuk membantu pasien berpartisipasi aktif dalam pengobatan. Keuntungan pembelajaran berbasis web dalam pendidikan kesehatan meliputi penanggulangan batasan jarak dan waktu, lebih ekonomis dan merupakan metode instruksional yang baru. Penelitian tentang program berbasis web dihasilkan peningkatan kebebasan dan pembelajaran aktif serta lebih efisien dalam penyampaian materi pendidikan kesehatan.10

Peran perawat psikiatri juga berkembang dalam area telehealth atau menggunakan teknologi telekomunikasi yang mengurangi hambatan waktu dan jarak dari pemberian pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan metode yang efektif untuk membangun dan menjaga hubungan terapeutik, memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan pengguna perawatan kesehatan serta membahas manajemen penyakit5.

Banyak penelitian yang dipublikasikan mendukung untuk memahami penggunaan internet dalam rangka membantu pasien atau penyediaan terapi untuk membantu menangani depresi, namun belum banyak penelitian yang membahas keefektifan penggunaan internet untuk diagnosis awal dan pencegahan depresi. Angka kejadian depresi lebih tinggi terjadi pada umur yang lebih muda dan mereka sangat familiar dengan penggunaan internet sehingga alat diagnostik berbasis internet dirasakan lebih efektif untuk dikembangkan. Model perawatan yang ada sekarang dengan menggunakan telepon dan monitoring berbasis web serta program intervensi untuk depresi dan cemas yang dapat berjalan secara efektif11.

KAJIAN LITERATUR

1. Depresi

Depresi merupakan penurunan mood yang diekspresikan dengan perasaan sedih, putus asa dan pesimis. Kehilangan minat dalam melakukan aktivitas dan muncul gejala somatic, perubahan nafsu makan serta pola tidur.7

Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental dengan gejala perasaan sedih mendalam, keputusasaan, menurunnya motivasi dan pergerakan tubuh.12 Depresi merupakan salah satu gangguan mental, menurut American Psychiatric Association (2011) memberi batasan gangguan mental sebagai gejala atau pola perilaku psikologi secara klinis yang terjadi pada seseorang yang berhubungan dengan keadaan distres atau gejala yang menyakitkan.

Penyebab depresi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja akan tetapi dapat saling berinteraksi dengan faktor lainnya sehingga muncul depresi. Etiologi depresi berdasarkan penelitian yang berkelanjutan bisa disebabkan dari kombinasi faktor genetik, biokimia dan psikososial yang mempengaruhi kerentanan individu terhadap depresi.7

Menurut WHO (2009)9, depresi merupakan permasalahan mental yang ditandai munculnya perasaan tertekan, penurunan energi, perasaan bersalah, gangguan tidur atau kehilangan nafsu makan, kehilangan minat atau kesenangan dan konsentrasi kurang. Selain itu, depresi sering muncul dengan gejala kecemasan.

Tanda gejala yang muncul pada pasien depresi cenderung akan merasa sangat sedih, putus asa, menangis tanpa alasan, mempunyai perasaan bersalah berlebihan atau merasa tidak berharga. Kontak mata kurang, intonasi bicara monoton, afek datar, sering menghela nafas dan hanya menjawab pertanyaan dengan singkat misal “ya” atau “tidak”. Pasien selama mengalami depresi juga tidak mampu berpikir dengan baik dan menyelesaikan masalah bahkan pada pasien depresi mayor dapat mengalami delusi dengan mengatakan bahwa “saya gagal dan harus mati”.7

2. Pendidikan kesehatan

Menurut Rankin, Stallings & London (2005), pendidikan kesehatan kepada klien merupakan proses untuk mempengaruhi perilaku dan menghasilkan perubahan pengetahuan, tingkah laku dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan. Pendidikan kesehatan ini merupakan proses yang holistik bertujuan untuk merubah perilaku pasien yang menguntungkan atau status kesehatan yang lebih baik.7 Perawat merupakan posisi yang utama dalam menyediakan pengetahuan bagi individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Pendidikan kesehatan kepada pasien sebagai komponen penting dalam promosi kesehatan dan program manajemen penyakit. Pendidikan berbasis web dikembangkan dalam rangka menanggapi respon untuk menyediakan banyak informasi dan sumber informasi yang interaktif kepada pasien yang murah dan menguntungkan dengan penggunaan teknologi komputer yang mendukung dalam proses pelayanan kesehatan.

3. Pendidikan kesehatan berbasis web

Perkembangan perilaku manajemen diri sendiri dalam kesehatan dapat menurunkan risiko berkembangnya penyakit kronik dan juga meminimalkan besarnya angka morbiditas dan disabilitas. Individu memerlukan akses untuk mendapatkan informasi yang ditawarkan untuk dipelajari agar dapat mempunyai ketrampilan manajemen diri sendiri dengan optimal. Internet merupakan solusi untuk mencapai daerah lintas geografis dan menyediakan akses secara cepat untuk mengetahui informasi manajemen penyakit yang membahayakan.3

Klien  yang mendapat pengobatan dalam internet dapat mencegah stigma yang biasa terjadi saat mengunjungi therapist. Mereka dapat diberikan pengobatan kapanpun dan dimanapun, bekerja dengan langkah mereka sendiri dan melihat kembali bahan yang dibutuhkan sesering yang diinginkan. Selain itu bantuan diri sendiri berdasarkan internet ini mempunyai keuntungan dapat diminta tanpa harus ada namanya. Meskipun demikian klien harus disediakan petunjuk untuk membantu diri mereka sendiri menemukan tindakan yang dibutuhkan. Kuesioner berbasis internet sangat berperan penting dalam hal ini, sebagian besar tes skirining depresi yang tersedia yang dibuktikan dengan peralatan pengukuran psikometri versi kuesioner dengan kertas dan pencil tidak menjamnin sebagai peralatan psikometri yang bagus versi internet.

Program pengkajian depresi lewat komputer misalnya Hamilton Depression Rating Scales versi komputer, Center for Epidemiological Studies Depressed Mood Scale (CES-D), the Computer-Adaptive Test for Depression (D-CAT) dan Mini-International Neuropsychiatric Interview (M.I.N.I) versi elektronik yang baru dikembangakan sekarang ini. Semua program ini akan memberikan informasi standar tentang psikopatologi pasien, dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan selama proses dan analisa data. Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan didapatkan hasil bahwa pasien lebih menyukai dengan perantara komputer saat wawancara dengan dokter untuk mengkaji area yang spesifik misal bunuh diri, penyalahgunaan obat, perilaku seksual dan gejala yang dihubungkan dengan penyakit HIV. Pasien merasa sedikit malu, lebih rileks dan secara umum lebih memilih berbasis komputer saat pengkajian.

Sistem manajemen data pasien

Aplikasi web yang disebut Patient Data Management System (PDMS) yang sedang dikembangkan ini dapat diakses melalui www.pdmsonline.com yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu presentasi, aplikasi dan bahan materi. Desain aplikasi web ini digunakan untuk penelitian skrining depresi menggunakan instrumen dari the Center of Epidemiological Studies Depression Scale (CES-D) yang dikembangkan oleh Lenore Radloff dari Utah State University. Pengukuran tes sendiri secara cepat dari perasaan dan perilaku yang dilakukan selama satu minggu terakhir.

Microsoft Visual Studio merupakan sebuah Integrated Development Environment (IDE) dari Microsoft. Lingkungan yang dikembangkan disini penggunaan grafik yang mudah dengan aplikasi Windows Form, website, aplikasi web, dan pelayanan web. Lebih jauh lagi IDE diikuti dengan penggunaan kode asli secara bersamaan dengan manajemen kode untuk semua plaform yang didukung oleh Microsoft Windows, Windows Mobile, Windows CE, NET Framework, NET Compact Framework dan Microsoft Silverlight, WCF (Windows Communication Foundation) dan WPF (Windows Presentation Foundation).

Program ASP.NET yang dikembangkan disini yaitu sebuah aplikasi web yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Microsoft untuk diikuti programer membangun secara dinamis website, aplikasi web dan pelayanan web. Hal ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2002 dengan versi 1.0 NET Framework dan bergabung dengan teknologi Active Server Pages (ASP) milik Microsoft.

PDMS (skema lihat gambar 2) dikembangkan dengan kolaborasi multidisiplin teknologi, yaitu Markup bahasa (meliputi HTML, XHTML dan XML), Style sheet bahasa (meliputi CSS dan XSL), naskah dari klien (menggunakan JavaScript), naskah dari server (mengunakan PHP dan ASP), tehnologi database (menggunakan MySQL dan MS Access 2005) serta teknologi multimedia (menggunakan Flash dan Silverlight).

Penelitian yang dilakukan oleh Pandya (2013)3, menunjukkan bahwa sistem pendukung dalam pengambilan keputusan klinik secara komputerisasi mengambil bagian yang mudah digunakan bertujuan untuk pembuatan resep pengobatan untuk menentukan intervensi medis. Data dikumpulkan untuk pengembangan Clinical Decision Support System (CDSS) untuk menskrining faktor risiko depresi. Sistem pendukung yang digunakan dan dikembangkan dalam setting perawatan primer untuk mengidentifikasi faktor risiko pasien berkembang menjadi depresi atau gejala depresi. Berikut ini daftar skrining CDSS yang dikembangkan oleh Exsys Developer version 8.0 yaitu pre skrining untuk faktor risiko depresi, skrining depresi pada remaja, skrining depresi postnatal, skrining depresi dewasa dan skrining depresi lansia. CDSS didesain untuk mudah digunakan, murah dan cepat diakses untuk digunakan pada banyak web dari website yang terkunci

.

KESIMPULAN

Depresi merupakan penyakit yang serius, sering pada penyakit kronik dapat di atur secara efektif dengan model perawatan penyakit kronik pada setting perawatan primer. Klien yang depresi lebih suka mencari pengobatan ke dokter perawatan primer akan tetapi kondisi ini sering tidak disadari dan tidak diberikan pengobatan. Banyak model pengobatan yang efektif terdiri dari psikoterapist yang manjur dan intervensi pengobatan serta penggunaan petunjuk yang berdasarkan penelitian untuk pengobatan primer depresi.

Hambatan yang mungkin muncul pada kurangnya skrining individu yang menderita depresi dari meluluhkan dan memanajemen penyakit. Pendidikan pasien dan kemudahan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan akan memberikan keuntungan yang besar bagi individu yang mencari pengendalian yang lebih untuk kesehatan individunya.

REKOMENDASI

Penelitian yang dilakukan menyarankan untuk program deteksi awal penyakit merupakan faktor kunci untuk mempromosikan keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan untuk perawatan kesehatannya. Program pendidikan kesehatan berbasis web untuk pasien bisa menggunakan aplikasi berbasis web Clinical Decision Support Systems (CDSS) bisa digunakan untuk pengembangan pendidikan pasien dan meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan.

Kelebihan penggunaan web dalam melakukan pendidikan kesehatan karena web merupakan hal yang menyenangkan bagi pasien dengan gangguan mental, metode dukungan sosial yang baik untuk pasien disertai informasi yang up to date dan gampang untuk digunakan.1 Keuntungan yang lain adalah efektifitas biaya, metode yang otomatis dalam pencatatan dan dapat digunakan secara cepat dan kapanpun bisa melayani kebutuhan informasi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1Minna A, Maritta V, Heli H, Tiina L, Minna K. (2012). Use of web-based patient edication sessions on psychiatric wards. International Journal of Medical Informatics 81 424-433 diakses pada 10 Februari 2014

2Marcus,M.,Yasamy,MT., Ommeren,MV., Chisholm,D., Saxena,S. (2012). Depression: A Global Public Health. Concern. www.who.int/mental_health/management/depression/who_paper_depression_wfmh_2012.

3Pandya, B. D. (2013). A web-based system for early detection of symptoms of depression. (Order No. 3537376, University of Medicine and Dentistry of New Jersey). ProQuest Dissertations and Theses, , 196. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1321485675?accountid=17242. (1321485675)

4Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementerian Kesehatan RI. Diakses di https://www.litbang.depkes.go.id

5Shives, LR. (2012). Basic Concepts of Psychiatric-Mental Health Nursing. 8th edition. Florida: Wolters Kluwer Lippincott William & Wilkins

6Stuart, GW. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 10th edition. Elsevier Mosby: Missouri

7Townsend, MC (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in Evidence-Based Practice. 6th edition. Philadelphia: Davis Plus Company

8Varcarolis, Elizabet M dan Halter, Margaret J. (2010). Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing : A Clinical Approach. 6th Edition. Elsevier Inc-New York

9World Health Organization (2009). Depression : ICD-10 criteria. http//www.mentalhealth.com/icd/p22-md01.html didapatkan pada tanggal 16 Februari 2014

10Wisner, K. L., Logsdon, M. C., & Shanahan, B. R. (2008). Web-based education for postpartum depression: Conceptual development and impact.Archives of Women's Mental Health, 11(5-6), 377-85. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s00737-008-0030-9

11Yager, J., M.D. (2011). The practice of psychiatry in the 21st century: Challenges for psychiatric education.Academic Psychiatry, 35(5), 283-92. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/916301251?accountid=17242

12Yunitri, N., Keliat, B.A., & Hastono, SP. (2012). Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Ekspresif terhadap Depresi dan Kemampuan Mengatasi Depresi dan Kemampuan Mengatasi Depresi pada Pasien Kanker. UI Thesis

posting by Laili Nur Hidayati, mahasiswa Pasca Sarjana kekhususan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline