Kertas putih yang hendak kau warnai...
Dia, yang terlahir dengan suara tangisan pada kala itu adalah anakmu, belahan jiwamu, yang telah kau nanti nantikan kehadiran nya didunia ini sebagai pelipur lara, penyemangat hati serta penumbuh segala energi dalam kehidupanmu untuk menjalani hari-hari.
Hari berganti dan ia terus tumbuh menggemaskan mewarnai harimu yang penuh dengan kepenatan... Namun benarkah menurutmu ia tumbuh menggemaskan? Ataukah sebaliknya?
Banyak orang tua yang justru menganggap anak nya sebagai beban, karena diusianya yang masih balita terlalu banyak permintaan yang terkadang tidak dimengerti oleh sang orangtua, yang menyebabkan orangtua menjadi kesal.
Jengkel dan justru ingin dimengerti dari kelelahannya mencari nafkah seharian ini.. padahal orangtua lah yang seharusnya mengerti betapa lama menunggunya sang anak untuk bertemu dengan orangtua mereka untuk sekedar bercengkrama dan bersendau gurau meminta perhatian. Mengertikah engkau wahai ayah bunda?
Dia, anak yang terlahir tanpa pengetahuan apapun, ia bagai kertas putih yang hendak kau beri tulisan dan warna. Ia tumbuh, berkembang berdasarkan tulisan dan warna yang telah kau terapkan dalam kehidupan nya. Banyak pilihan yang bisa kau ambil dalam memberi warna di kehidupan mereka, karena itu sebagai penentu karakter dan kepribadian anak di masa depan.
Freud membagi berkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan yaitu tahan infantil (0-5 tahun), tahan latin (5- 12tahun), dan tahap genital (<12tahun).
Tahap infantil merupakan tahap yang paling menentukan dalam membenuk kepribadian. sehingga penting bagi kita sebagai orangtua untuk membentuk kepribadian anak dengan sebaik mungkin karena apa yang telah kita tulis dan warna yang telah kita pilih dalam kehidupan nya akan berdampak jangka panjang. jangan sampai perlakuan kita sebagai orangtua justru membentuk memori yang buruk dalam kehidupan anak-anak kita.
Dia, yang membawa banyak kejutan bagi kita adalah rejeki terindah yang diberikan oleh Tuhan, kita sebagai orangtua berkewajiban untuk mendidik dan membahagiakan anak yang telah dihadiahkan kepada kita. lantas, pendidikan seperti apa yang akan kita berikan? tergantung pada diri kita sendiri dan itu yang akan membentuk anak kita dikemudian hari.
Anak sangat membutuhkan orangtua untuk sekedar bersendau gurau, belajar banyak hal dan bercerita tentang semua pengalamannya seharian ketika tanpa orangtua di rumah. disini lah luas nya hati orangtua dibutuhkan, untuk sekedar mendengar dan mencoba mengerti dan memahami perasaan anak, karena anak akan merasa sangat bahagia ketika orangtua bersedia menemani dan mendengarkan semua ceritanya.
Ini hal yang kelihatan simple dan sepele ketika kita sebagai orangtua mau duduk dan istirahat sebentar bersama anak-anak kita, namun hal ini tak banyak bisa dilakukan oleh para orangtua. ya hanya sekedar duduk dan mendengar itu saja pun sulit bagi kita, apalagi hal yang lebih menyita perhatian.