Kepuasan kerja merupakan salah satu aspek penting dalam dunia kerja yang berpengaruh terhadap produktivitas, motivasi, dan kesejahteraan karyawan.
Dalam konteks organisasi, kepuasan kerja tidak hanya berkaitan dengan gaji dan tunjangan, tetapi juga mencakup faktor-faktor psikologis, sosial, dan lingkungan kerja yang dapat memengaruhi persepsi individu terhadap pekerjaan mereka. Psikologi kepuasan kerja mempelajari bagaimana berbagai elemen tersebut berinteraksi dan berkontribusi terhadap pengalaman kerja seseorang.
Konsep dasar psikologi kepuasan kerja berakar pada teori-teori motivasi yang telah dikembangkan oleh para ahli.
Salah satu teori yang terkenal adalah teori hierarki kebutuhan Maslow, yang menyatakan bahwa individu akan merasa puas dalam pekerjaan mereka jika kebutuhan dasar mereka terpenuhi, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri. Selain itu, teori dua faktor Herzberg juga memberikan wawasan berharga dengan membedakan antara faktor-faktor motivator yang meningkatkan kepuasan kerja dan faktor-faktor higienis yang dapat menyebabkan ketidakpuasan.
Pertama Teori Kepuasan Kerja
Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory): Teori ini menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan individu bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi mereka terhadap ketidaksesuaian antara harapan dan hasil yang dicapai. Semakin besar ketidaksesuaian antara kondisi yang diinginkan dan yang ada, semakin besar rasa ketidakpuasan.
Teori Model dari Kepuasan Bidang/Bagian (Facet Satisfaction): Menurut model Lawler, individu merasa puas dengan aspek tertentu dari pekerjaan mereka, seperti hubungan dengan rekan kerja atau gaji. Kepuasan muncul ketika persepsi individu tentang masukan dan keluaran pekerjaan seimbang dengan yang mereka terima.
Teori Proses Bertentangan (Opponent-Process Theory): Teori ini berfokus pada keseimbangan emosional. Ketika individu mengalami kepuasan, mereka juga merasakan ketakutan akan kegagalan. Perasaan positif dapat menurun seiring waktu, diikuti oleh emosi negatif, sebelum kembali ke kondisi normal.
Kedua Aspek-Aspek, Faktor yang Memepengaruhi, dan Dampak Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja terdiri dari berbagai aspek yang memengaruhi perasaan karyawan terhadap pekerjaan mereka.
Menurut Spector (1997) dan Baliartati (2016), terdapat sembilan aspek utama kepuasan kerja, yaitu gaji, promosi, atasan, tunjangan, penghargaan, prosedur kerja, rekan kerja, sifat pekerjaan, dan komunikasi. Gaji berfungsi sebagai imbalan atas kontribusi karyawan, dan distribusi yang adil dapat meningkatkan kepuasan.