Lihat ke Halaman Asli

Pembaca Kenangan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1385190577511061580

[sumber gambar: fajrithedreamer.deviantart.com]

seringkali diam-diam ia menyelinap ketika dirasanya waktu telah cukup senyap menuju arah belakang rumah itu -rumah yang setia menampung ribuan pendar cahaya dari langit sepi di malam paling sunyi

di jemarinya yang gemetar ia letakkan selembar gambarmu

lalu sembari duduk di sebuah bangku kayu tua, ia hirupi segala wangi yang meruap di sana berasal dari celah rerupa perdu, dari rekah tahun-tahun penuh rindu hal itu telah cukup membuatnya sedikit lega sebelum ia mulai membaca:  kenangan-kenangannya

pada musim-musim yang telah dilewatinya pada jalan-jalan yang telah ia beri tanda

namun, seperti sesuatu yang tampak duka setelah itu ia akan selalu merasa sedih juga hampa mengenang kau- yang tak pernah membaca perasaannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline