Lihat ke Halaman Asli

Lailatul Khairati

Pelajar/Mahasiswa

Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini

Diperbarui: 17 Oktober 2024   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah kemampuan anak untuk sepenuhnya mengelola dan mengekspresikan emosi baik positif maupun negatif. Anak-anak juga dapat belajar secara aktif dengan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekitar mereka dan menjelajahi lingkungan mereka. Perkembangan sosial emosional merupakan proses dimana anak belajar beradaptasi untuk memahami situasi dan emosi dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, mendengarkan, mengamati dan meniru apa yang mereka lihat. 

Perkembangan sosial emosional juga sangat sensitif bagi anak-anak untuk memahami perasaan satu sama lain dengan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Karena perkembangan manusia sendiri merupakan proses yang kompleks, yang dapat dibagi menjadi empat ranah utama, yaitu perkembangan fisik, intelektual yang termasuk kognitif dan bahasa, serta emosi dan sosial, yang di dalamnya juga termasuk perkembangan moral. Hal ini merupakan suatu proses dimana anak-anak belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi masyarakat saat ini.

Adapun ciri-ciri penampilan emosi pada anak menurut Hurlock ditandai oleh intensitas yang tinggi, sering kali ditampilkan, bersifat sementara, cenderung mencerminkan individualitas, bervariasi seiring meningkatnya usia, dan dapat diketahui melalui gejala perilaku. Beberapa pola emosi yang dijelaskan Hurlock yang secara umum terdapat pada diri anak, yaitu:

Rasa Takut

Ketakutan berfokus pada bahaya dengan cara yang sama seperti kita takut pada kegelapan dan imajinatif yang terkait dengan kegelapan, kematian atau cedera, kilat guntur, dan karakter seram yang ditemukan di dalamnya seperti buku dongeng, film, televisi, kartun. Dan anak-anak memiliki sedikit kesempatan untuk beradaptasi dengan situasi. tapi bersama perkembangan mental dan bertambahnya usia anak, mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Rasa Marah

Pada dasarnya kemarahan seseorang dapat disebabkan oleh berbagai rintangan, Misalnya, hambatan untuk gerakan yang diinginkan anak, hambatan untuk keduanya yaitu berasal dari orang lain atau dari ketidakmampuan mereka. Seperti, hambatan terhadap kegiatan yang ada, dan banyak lagi yang dapat menyebabkan kemarahan.

Rasa Cemburu

Kecemburuan adalah reaksi normal terhadap hilangnya cinta nyata, imajiner, atau terancam kehilangan cinta sayang. Kecemburuan dapat dipicu oleh kemarahan yang memicu sikap menjadi jengkel dan fokus pada orang lain. sering menjadi pola kecemburuan muncul dari rasa takut dikombinasikan dengan kemarahan. Adapun yang dapat menyebabkan cemburu yaitu (1) Dirinnya merasa di abaikan atau diduakan oleh orang yang sedang diajak bicara atau yang dia sayang, (2) Kondisi lingkungan sekolah juga dapat menyebabkan anak cemburu saat dirinya dikelas atau lingkugan sekolahnya, (3) Orang lain memiliki barang yang sama dengan yang di punyai, hal ini seringkali terjadi saat anak merasa iri, marah dan kesal karena barang yang dimiliknya sama dengan barang temannya.

Kesedihan

Anak dapat merasakan kesedihan itu keadaan yang sudah biasa di alami dan sudah umum, namun hal ini memiliki beberapa alasan kenapa anak merasakan kesedihan. (1) Para orangtua, guru, dan orang dewasa lainnya yang berusaha mengamankan anaknya dari bahaya atau gangguan yang dapat menyelakai dirinya, (2) Anak-anak terutama saat masih kecil karena daya ingat anak itu sangat tajam namun terkadang mudah terlupakan saat sudah mendapatkan hadiah atau yang lain, (3) Mengganti suatu barang yang telah hilang dengan hal ini mungkin kesedihan anak lebih berkurang karena barang yang hilang sudah di ganti dengan yang baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline