Lihat ke Halaman Asli

Lailatul ilmi Silviana

Mahasiswa Angkatan 2022

Pentingnya Peta Jalan Digital untuk Sukses di Era Industry 4.0

Diperbarui: 23 Oktober 2024   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sukses di era indrustri 4.0 (Sumber:freepik.com)

Pentingnya Peta Jalan Digital untuk Sukses di Era Industry 4.0


Industry 4.0 telah menjadi topik sentral dalam wacana transformasi digital di sektor manufaktur global. Revolusi industri ini menggabungkan teknologi-teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), sistem fisik-siber (Cyber-Physical Systems), big data, dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri. Dalam artikel yang ditulis oleh Ercan Oztemel dan Samet Gursev (2018), Industry 4.0 diidentifikasi sebagai pendorong utama perubahan signifikan dalam lingkungan manufaktur, baik secara teknis maupun sosial. Artikel ini meninjau lebih dari 600 publikasi yang berfokus pada komponen inti Industry 4.0, seperti pabrik pintar dan M2M (machine-to-machine communication), menunjukkan betapa pentingnya adaptasi teknologi ini untuk keberlangsungan daya saing perusahaan.

Tantangan utama dalam implementasi Industry 4.0 adalah kesiapan industri dalam beradaptasi dengan teknologi digital yang kompleks. Menurut World Economic Forum (2015), jumlah robot yang digunakan dalam manufaktur diperkirakan akan mencapai 2,4 juta pada tahun 2018, menandakan peningkatan pesat otomatisasi di berbagai sektor. Selain itu, diperkirakan bahwa pada tahun 2025, sebanyak 1 triliun sensor akan digunakan dalam kehidupan manusia, memfasilitasi perkembangan teknologi sensor berbasis data di lingkungan pabrik. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan perlu secara proaktif mengembangkan peta jalan digital yang jelas untuk memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan transformasi ini.

Namun, literatur menunjukkan bahwa meskipun ada dorongan besar untuk digitalisasi, banyak industri belum memiliki metodologi evaluasi yang memadai untuk menilai kesiapan mereka dalam menghadapi era baru ini. Kebutuhan akan pendekatan sistematis untuk menilai dan mengimplementasikan teknologi Industry 4.0 menjadi prioritas yang harus segera diatasi, terutama bagi perusahaan yang ingin tetap relevan dalam pasar global yang semakin kompetitif.

***
Implementasi Industry 4.0 dalam dunia manufaktur tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga menyentuh perubahan mendasar dalam model bisnis dan struktur organisasi. Ercan Oztemel dan Samet Gursev (2018) menyoroti pentingnya penerapan teknologi seperti sistem fisik-siber (CPS) dan IoT untuk menciptakan lingkungan pabrik pintar. CPS memungkinkan integrasi antara dunia fisik dan digital melalui pemantauan dan pengendalian real-time yang meningkatkan efisiensi operasional. Salah satu contoh dampak positif dari penerapan CPS adalah prediksi World Economic Forum bahwa lebih dari 6 miliar perangkat akan saling berhubungan pada tahun 2018, membuka peluang besar bagi otomatisasi industri.

Big data dan cloud computing juga merupakan komponen penting dari Industry 4.0. Penggunaan analitik data dalam jumlah besar memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan tren operasional yang dapat dipantau secara real-time. Misalnya, pengeluaran global untuk big data diproyeksikan mencapai lebih dari 200 miliar dolar AS pada tahun 2020, menunjukkan seberapa besar investasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan transformasi digital ini. Selain itu, smart factory yang didukung oleh IoT mampu beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar secara lebih fleksibel, memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang berhasil mengintegrasikan teknologi ini.

Namun, tidak semua perusahaan siap untuk menghadapi tantangan ini. Berdasarkan laporan oleh TUSIAD (2016), sebagian besar perusahaan di negara berkembang, termasuk Turki, masih berada pada tahap awal dalam mengadopsi teknologi Industry 4.0. Ini menciptakan kesenjangan besar antara perusahaan yang sudah mengadopsi teknologi canggih dengan yang masih mengandalkan model produksi tradisional. Kekurangan infrastruktur digital dan keterampilan tenaga kerja menjadi kendala utama. Dalam hal ini, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan program pelatihan yang dibutuhkan.

Sebagai hasilnya, perubahan besar dalam model bisnis akan terjadi, di mana perusahaan-perusahaan yang gagal beradaptasi dengan revolusi industri keempat ini berisiko kehilangan relevansi di pasar global. Industry 4.0 menuntut perusahaan untuk tidak hanya berinvestasi dalam teknologi, tetapi juga merombak strategi mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan baru yang akan terus muncul seiring perkembangan teknologi.

***
Secara keseluruhan, Industry 4.0 bukan hanya sekedar tren teknologi, tetapi merupakan sebuah transformasi fundamental yang mengubah cara industri beroperasi di seluruh dunia. Seperti yang dijelaskan oleh Oztemel dan Gursev (2018), penerapan teknologi-teknologi canggih seperti CPS, IoT, dan big data dapat meningkatkan efisiensi produksi, fleksibilitas, dan daya saing perusahaan secara signifikan. Namun, keberhasilan dalam mengadopsi teknologi ini sangat tergantung pada kesiapan infrastruktur digital dan sumber daya manusia yang mampu mendukung perubahan ini.

Sebagai penutup, penting bagi industri dan pemerintah untuk bekerja sama dalam membangun ekosistem yang mendukung adopsi Industry 4.0, terutama di negara-negara berkembang. Investasi yang cukup dalam infrastruktur teknologi, pengembangan keterampilan tenaga kerja, dan penerapan roadmap digital yang jelas akan menjadi kunci keberhasilan transformasi ini. Di sisi lain, perusahaan yang gagal beradaptasi dengan revolusi industri ini mungkin akan kehilangan daya saingnya dan tertinggal di pasar global yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, Industry 4.0 bukan lagi sebuah opsi, melainkan keharusan bagi industri yang ingin tetap relevan dan berkelanjutan dalam era digital ini.

Referensi :
Oztemel, E., & Gursev, S. (2018). Literature review of Industry 4.0 and related technologies. Journal of Intelligent Manufacturing, 31(1), 1--25. https://doi.org/10.1007/s10845-018-1433-8
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline