Lihat ke Halaman Asli

Pendekatan Multi-Modalitas Pada Pencitraan Pasien dengan Klinis Juvenile Idiopathic Arthritis

Diperbarui: 18 Juni 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) adalah istilah umum artritis yang muncul sebelum usia 16 tahun dan bertahan selama lebih dari 6 minggu (Thatayatikom, Modica, and De Leucio, 2023). JIA adalah penyakit rematik kronis yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak dan merupakan penyebab utama kecacatan jangka pendek dan jangka panjang bagi anak anak. 

Radiografi secara tradisional menjadi andalan pencitraan di JIA. Radiografi dapat menjadi pemeriksaan rutin yang dapat memperlihatkan progresi akibat dari JIA, namun memiliki sensitivitas yang rendah karena tidak mampu menampilkan perubahan pada jaringan lunak.

Modalitas pencitraan lain yang juga berbasis Sinar-X yaitu CT-scan juga memiliki keterbatasan menyerupai radiografi konvensional dalam keterbatasan resolusi modalitas ini untuk mendiagnosis tahap awal JIA, CT scan dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi komplikasi lanjutan seperti deformitas dan infeksi tulang, penyempitan ruang sendi, ankilosis (fusi sendi), serta dislokasi yang tidak terlihat pada foto plain radiografi. 

Jika dibandingkan terhadap modalitas lain, CT memiliki kelemahan pada citra yang didapat terutama MRI yang mampu memanipulasi tampilan dari jaringan lunak dan mengamati kelainan seperti infeksi jaringan sinovial dan jaringan ikat sendi akibat dari JIA. 

Kelemahan tersebut adalah kompromi antara kemampuan CT untuk menampilkan kerusakan yang terjadi pada tulang seperti erosi tulang dan penyatuan epifisis dan diafisis secara prematur dan kecepatan pencitraan yang superior, keunggulan lain adalah  MRI juga memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih rendah dalam pencitraan JIA yang bersifat Gout arthritis. 

Pencitraan resonansi magnetik (MRI) dianggap sebagai alat hasil yang penting untuk penilaian obyektif peradangan dan kerusakan pada juvenile idiopathic arthritis (JIA). Selama bertahun-tahun MRI semakin banyak digunakan untuk deteksi dini perubahan inflamasi pada  juvenile idiopathic arthritis (JIA). 

MRI dapat membantu memantau progresi penyakit, dan mengevaluasi respons pengobatan. MRI dapat menunjukkan proliferasi sinovial, cairan sendi, pembentukan pannus, dan erosi tulang rawan.. Dengan kemampuan manipulasi  terhadap tampilan dari jaringan dengan berbagai macam jenis sequence, MRI sangat sensitif dalam mengamati kelainan berupa synovitis dan tenosynovitis. 

MRI juga mampu menampilkan edema pada tulang, hal ini kemudian menjadi kompromi dalam menampilkan kelainan-kelainan pada tulang serta waktu pencitraan yang lama, MRI juga memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih rendah dalam pencitraan JIA yang bersifat Gout arthritis.

Pencitraan menggunakan USG merupakan salah satu modalitas yang efektif untuk pencitraan pasien dengan indikasi klinis JIA. kemampuannya untuk mendeteksi efusi sendi, pannus, dan mengukur ketebalan tulang rawan, tanpa menggunakan radiasi pengion menjadikannya modalitas yang direkomendasikan untuk menilai sistem muskuloskeletal pediatrik. Ultrasonografi lebih sensitif daripada radiografi konvensional, hal tersebut dibuktikan oleh power doppler yang dapat memberikan evaluasi jumlah dan aktivitas pannus. 

Kemudian, teknik ultrasonografi baru menggunakan agen kontras gelembung mikro intravaskular untuk meningkatkan intensitas sinyal doppler. Hasil awal penggunaan agen kontras pada JIA telah menunjukkan aplikasi potensial untuk teknik ini dalam kasus subklinis. namun, kurangnya interpretasi standar, peningkatan biaya, dan invasif yang lebih besar sedikit membatasi penggunaan teknik dalam praktik klinis.   

Kedokteran nuklir adalah salah satu instrumen diagnostik yang luas dipergunakan dalam berbagai variasi dari Rheumatoid Arthritis (RA), Modalitas SPECT/PET dengan efisien dapat menampilkan dampak dari progresi JIA dengan terlokalisir dan meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas dari karakteristik morfologis dan fungsional yang diakibatkan oleh patologi JIA  terutama dalam mengamati proses inflamasi awal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline