Pembelajaran Daring Pada Perkembangan
Psikososial Anak Saat Pandemi COVID-19
Oleh: Lailatul arofah (220105110015)
Abstrak
Perkembangan psikososial AUD yang di artikan sebagai perkembangan yang terkait dengan emosional anak, motivasi dan perkembangan pribadi anak serta perubahan anak secara bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Dalam memahami aspek psikologi perkembangan anak yakni perkembangan fisik,kognitif,sosial,Bahasa dan emosional atau lebih di kenal dengan psikososial.
PENDAHULUAN
Selama masa pandemi COVID-19, pembelajaran online menjadi alternatif untuk penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia. Keterbatasan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran online di lembaga pendidikan anak usia dini mengakibatkan gangguan perkembangan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan perkembangan apa saja pada anak usia dini selama pembelajaran online. Partisipan dalam penelitian ini adalah guru dan orang tua.
Partisipan melibatkan 125 anak, 8 orang tua, dan 7 guru di 4 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik deskriptif dan content analysis. Pengumpulan data primer dan sekunder dengan melakukan observasi lapangan dan wawancara. Display data penelitian dengan menggunakan program aplikasi ATLAS.ti. Hasil penelitian menemukan bahwa pembelajaran daring berpengaruh pada gangguan perkembangan psikososial yaitu terbatasnya interaksi anak dengan orang lain dan berkurangnya keterampilan anak berkomunikasi. Gangguan ini berimplikasi pada mketerasingan anak dalam kehidupan sosialnya sehari-hari.
PEMBAHASAAN
Pembelajaran online akibat pandemi COVID-19 telah mempengaruhi tingkat pencapaian perkembangan anak (Kristy L. Turner, Michael Hughes, 2020). Pencapaian perkembangan anak sangat ditentukan oleh stimulasi lingkungan. Minimnya stimulasi saat pembelajaran online telah mempengaruhi gangguan aspek-aspek perkembangan anak. Banyak guru mengalami kesulitan dalam pembuatan modul pembelajaran dan mengelola pembelajaran jarak jauh. Kesibukan orang tua karena bekerja mengakibatkan kurangnya pendampingan belajar dan bermain pada anak (Liu, 2020). Keterbatasan interaksi antara guru, orang tua, dan siswa (anak) memiliki andil besar terhadap tugas-tugas perkembangan anak yang tidak selesai (tercapai).[1]
Pembelajaran online memang mengharuskan orang tua untuk mengawasi anak-anaknya saat belajar. Namun karena kurangnya pengawasan dari orang tua, hal ini mengakibatkan anak menjadi malas untuk sekolah. Dan yang paling parah adalah anak tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Keterbatasan sarana pendukung juga menjadi pemicu kemalasan pada anak.. Hubungan antara guru dan anak menjadi dingin.