Lihat ke Halaman Asli

Lailatul Q

blogger

Perempuan-perempuan Cantik Tanpa Skincare

Diperbarui: 30 Agustus 2021   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: ekspresionline.com

Sekalipun tidak cantik-cantik amat, tapi saya yakin saya cantik. Pernyataan ini sebagai bukti bahwa saya amin sekali dengan teori Hitler; kebohongan yang diulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran. Sekalipun bukan Ardhaniaswari, tapi semua orang punya potensi untuk menjadi cantik.

Tapi lupakan saja, karena kata Big Boss (panggilan untuk suami sejak jaman kuliah) saya "terlalu friendly". Oke lah, semakin ke sini semakin saya paham wacana dia ternyata ada benarnya.

Sekian persen, over friendly itu bahaya. Di satu sisi lingkar pertemanannya semakin luas, tapi di sisi yang lain akan membuat orang mudah salah paham. Beberapa kali bentuk ungkapan pertemanan saya disalahartikan sebagai sebuah perhatian lebih.

Saya tidak tahu ujung tulisan ini akan kemana, tetapi di pikiran saya muncul sederet nama-nama perempuan yang cantik berdasarkan bayangan saya karena tidak pernah tau secara langsung. Shinta yang rela membuktikan cintanya sampai ia melompat pada api yang menyala, lalu lihatlah betapa api tak mampu menyentuh tubuhnya, bagi saya dia cantik. Drupadi dengan ketabahannya menahan cintanya kepada Arjuna, memilih bersabar dari pada melawan garis takdir, dia pasti cantik sekali.

Ardhaniaswari, julukan kepada Ken Dedes sebagai perempuan yang dari rahminya lahir raja-raja yang berkuasa di Jawa, ia juga cantik tentu saja. Dan jangan lupakan Dyah Pitaloka si cantik dari Sunda, tunangan raja Hayam Wuruk yang nasibnya mengenaskan sekali: mati pada Perang Bubat saat hendak membalas lamaran tunangannya.   

Ibu Suri Gayatri Rajapatni perempuan dari kerajaan Singhasari, tentu dia keturunan Ken Dedes, dan eyang dari Raja Hayam Wuruk. Suami, anak, cucu, dan menantunya menjadi pemimpin Maja Pahit. Beliau keren sekali dan pasti cantik sekali. Earl Drake memberi tahu kehadiran sosok Gayatri Rajapatni sebagai sosok Prajnaparmita atau Dewi Kebijaksanaan tertinggi yang berhasil melahirkan pemimpin, bukan saja dari rahimnya tapi juga dari akal budi yang terasah. Ia cantik karena telah memberikan kontribusi "perempuan" dalam sejarah.

Karena sayyidah Khadijah, atau sayyidah fathimah, atau sayyidah Aisyah tidak disebut, bukan berarti beliau tidak cantik. Tetapi karena saya ingin menulisnya di waktu yang lain. Hari ini mood saya sedang ingin bercerita tentang perempuan-perempuan pribumi saja.

Saya hanya ingin mengajak Anda jalan-jalan untuk memandang lebih luas, mematahkan persepsi yang sedang tumbuh subur belakangan ini bahwa perempuan cantik itu tinggi, putih, dan langsing.

Hebat sekali iklan kosmetik itu, sampai-sampai manusia dari semua jenis kelamin ingin tampil glowing dan lebih bersinar. Banyak dokter didatangkan untuk bercakap-cakap tentang itu, banyak model diundang untuk meyakinkan konsumen, banyak manusia kurang "refreshing" yang pemahaman cantiknya minim sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline