Kebudayaan secara etimologi, kata culture atau budaya berasal dari bahasa latin yaitu colere yang artinya mengolah atau mengerjakan. Kata culture didalam bahasa inggris artinya kultur atau kebudayaan. Jadi, kebudayaan adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia sebagai ciri-ciri dari makhluk sosial serta dijadikan sebagai acuan dalam bertingkah laku. Penduduk di dunia ini memiliki kebudayaan berbeda-beda yang secara jelas menampakkan kesamaan kodrat manusia dari segi suku, bangsa, dan ras. Setiap kebudayaan pasti memiliki wadah dari kebudayaan tersebut, sehingga antara kebudayaan dan masyarakat tidak dapat dipisahkan.
Kota Probolinggo sendiri adalah kota yang dijuluki sebagai ''MANGGUR'' atau Mangga dan Anggur. Kota ini berada di wilayah tapal kuda Jawa Timur dan menjadi jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Letaknya sekitar 100 km disebelah Tenggara Kota Surabaya dan secara letak astronomis berada pada 743'41" - 749'04" LS dan 11310' - 11315' BT. Salah satu kebudayaan di kota Probolinggo adalah Petik Laut yang merupakan salah satu bentuk keragaman budaya wilayah Dusun Parsean Karang Anyar Kabupaten Probolinggo. Acara ini biasanya diadakan setiap tahun pada tanggal 14 Muharram dalam penanggalan Hijriah oleh warga sekitar Desa Parsean Karang Anyar di Kabupaten Probolinggo. Kebudayaan ini sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan nelayan selama bekerja kepada Sang Pencipta. Acara Petik Laut berlangsung dalam beberapa prosesi diawali dengan pawai budaya yang menampilkan berbagai bentuk pertunjukan oleh masing-masing perwakilan pemukiman penduduk sekitar.
Pentas seni hadrah yang unik, bapak-bapak memakai pakaian seperti ibu, kendaraan hias yang menunjukkan hasil petik laut dan prosesi yang paling ditunggu yaitu Larung Sesaji. Seluruh warga dan kepala desa setempat mengikuti Budaya Petik Laut di Dusun Parsean Karang Anyar, Kabupaten Probolinggo. Setiap acara pada tiap tahunnya diharapkan dapat memberikan kesan yang menarik baik bagi yang hadir maupun yang tidak, sehingga setiap acara selalu terbuka untuk kritik dan saran untuk lebih mengembangkan Gelar Budaya Petik Laut di tahun-tahun yang akan datang. Berikut penjelasan mengenai susunan acara yang dilaksanakan pada acara Petik Laut di Dusun Parsean Karang Anyar Kabupaten Probolinggo antara lain :
1. Pawai Budaya
Pawai Budaya juga bentuk keragaman budaya yang ada di Indonesia. Pelaksanaan Pawai Budaya sendiri bukan hanya ada di acara-acara besar seperti pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Indonesia saja pada setiap tahunnya. Namun, pada acara-acara kecil yang diadakan oleh dusun, desa, maupun kota. Pawai budaya merupakan iring-iringan sekelompok orang yang biasanya dilakukan sepanjang jalan raya, pada umumnya dilakukan dengan menggunakan kostum uniko ciri khas budaya, diiringi music dalam suatu upacara ataupun acara tertentu. Pawai budaya juga dilakukan oleh warga disekitar pada saat kebudayaan Petik Laut di Dusun Parsean Karang Anyar, Kabupaten Probolinggo dengan menampilkan beraneka pertunjukkan dari perwakilan masing-masing dusun. Rute perjalanan pawai budaya ini dengan mengelilingi Desa Tamansari. Beberapa warga juga ada yang tidak ikut berpartisipasi karena mereka hanya menjadi penonton di bahu-bahu jalan raya. Dalam pawai budaya ini juga setiap warga atau perwakilan dusun harus membawa larung sesaji dari hasil panen atau hasil bumi didaerah setempat seperti membawa daging sapi, kepala kerbau, sayur-sayuran, buah-buahan dan masih banyak lagi. Pada prosesi akhir dari pawai budaya ini adalah sesaji tersebut akan dilarungkan di tengah-tengah laut.
2. Hadrah
Kesenian ini juga sering didengar oleh masyarakat setempat karena kesenian ini berasal dari agama islam yang dalam prosesi pelaksanaannya diiringi dengan alat musik rebana sambil melantunkan syair-syair pujian, dzikiran, maupun sholawat yang akan dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Hadrah dikenal sebagai media khotbah, wirid, bahkan pembacaan Al-Qur'an. Hadrah di acara kebudayaan Petik Laut ini sangat unik yaitu para pesertanya adalah bapak bapak dengan menggunakan pakaian seperti ibu-ibu lalu memainkan alat musik rebana untuk mempertunjukkan salah satu ciri khas budaya wilayah tersebut. Hadrah ini juga sering tampil pada acara-acara yang ada di kota Probolinggo serta sudah menjadi tampilan yang favorite di kota ini.
3. Becak dan Kendaraan Hias
Becak dan kendaraan sudah tidak lazim dikalangan masyarakat Indonesia terutama di daerah Dusun Parsean Karang Anyar Kabupaten Probolinggo. Di Dalam kebudayaan Petik Laut becak dan kendaraan hias sudah selalu dilakukan bahkan tidak pernah luput hadir di dalam prosesnya karena ini juga salah satu keunikan yang ada di daerah tersebut. Nantinya akan dihias dengan beraneka macam bahkan berbagai pernak-pernik sesuai dengan kreatifitas setiap masing-masing masyarakat setempat. Selanjutnya kendaraan sendiri juga bisa dihias dengan menambahkan ornamen kapal yang besar, dan didalamnya ada beberapa orang yang memakai kostum seperti kerajaan di bawah laut. Selain itu, isi nya meliputi hasil bumi, sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, dan masih banyak lagi.
4. Larung Sesaji
Acara yang paling ditunggu-tunggu ialah larung sesaji ini yang dilaksanakan pada saat akhir acara dari Petik Laut ini. Pada larung sesaji ini dilakukan dengan mengarak sesaji mengelilingi desa, setelah itu larung sesaji ini akan dibawa menuju masing-masing kapal yang besar untuk melarungkan sesaji dengan berbagai isinya dari hasil bumi di daerah setempat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, hewan ternak, ikan dan yang lainnya ke tengah laut. Biasanya, kapal yang digunakan adalah kapal milik nelayan warga desa sekitar Dusun Parsean Karang Anyar yang bertindak sebagai tuan rumah. Kebudayaan ini merupakan salah satu warisan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan tetap dilestarikan. Keragaman budaya di suatu daerah memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Salah satunya adalah kebudayaan Petik Laut ini yang diadakan di Dusun Parsean Karang Anyar Kabupaten Probolinggo. Dengan prosesi acara yang unik dan menarik bahkan dari awal hingga akhir acara. Prosesnya dimulai dari pawai budaya, hadrah, becak dan kendaraan hias, dan larung saji. Setiap prosesi ini memiliki makna dan pesan yang tersirat. Sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya untuk melestarikan setiap kebudayaan yang ada di sekitar, berani mengenalkan budaya lokal ke orang luar sehingga budaya yang ada di sekitar tetap lestari sampai turun-temurun.