Lihat ke Halaman Asli

Pemkab Bojonegoro Gelar Rakor Pembinaan Tenaga Pendamping, Sinergi Memajukan Desa

Diperbarui: 13 Juli 2022   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Bupati Bojonegoro Anna Mu'awannah dan para Pendamping Desa saat Rakor Pembinaan Tenaga Pendamping. Dokpri 

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pembinaan Tenaga Pendamping Profesional Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Se-Kabupaten Bojonegoro. 

Kegiatan ini dalam rangka penyelarasan program Pemkab Bojonegoro dengan Perencanaan pembangunan Desa tahun 2023: Rakor digelqr di Ruang Pertemuan Angling Dharma pemkab Bojonegoro, Rabu (13/07/2022)

Rakoor diikuti Kepala Dinas PMD, 6 Orang Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM), dan 167 Orang Pendamping Desa (PD) serta Pendamping Lokal Desa (PLD) Se-Kabupaten Bojonegoro.

Kepala Dinas PMD Bojonegoro, Machmuddin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Siklus Perencanaan Desa sebagaimana Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa dan Permendesa PDTT Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. 

Dalam regulasi ini mengamanahkan bahwa Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa mulai disusun oleh Pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan dan ditetapkan dengan Peraturan Desa paling lambat akhir September tahun berjalan. Sehingga perlu pendampingan yang optimal dalam mengawal penyusunan perencanaan di Desa.

"Peran teman-teman Pendamping Desa dalam mengawal perencanaan pembangunan Desa agar selaras dengan program Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sangat dibutuhkan," ucapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa tahun 2022 ini Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Bojonegoro mengalami peningkatan, baik dari jumlah Desa mandiri, maju maupun berkembang. Tahun lalu, di Kabupaten Bojonegoro terdapat 103 Desa mandiri, dan sekarang menjadi 155. Sedang Desa Maju Sari 254 menjadi 251 desa, dan Desa berkembang dari 62 hanya tinggal 13 desa.

"Untuk target 2023 kita berharap Kabupaten Bojonegoro bebas dari Desa berkembang, sehingga perlu intervensi dalam perencanaan pembangunan untuk mendukung pencapaian status IDM," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah dalam pembinanaannya menyampaikan bahwa terkait penanganan Stunting dan Pengentasan kemiskinan, perlu adanya sinergitas antara pemkab Bojonegoro dengan desa. Perencanaan pembangunan desa harus selaras dengan program Pemkab, ia mengatakan bahwa nantinya desa yang berhasil menurunkan angka kemiskinan akan diberikan Dana Insentif Desa.

"Desa akan ditarget menurunkan tingkat kemiskinan. Desa yang berhasil menurunkan angka kemiskinan paling banyak akan kami berikan Dana Insentif Desa. Kami akan berikan kriteria tiap Desa targetnya turun berapa, yang nanti memenuhi target akan kami berikan Dana Insentif Desa," jelasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline