Ketika menyebut tentang PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) atau Pendidikan Kesetaraan, pasti identik dengan anak yang putus sekolah, ikut ujian paket agar mendapatkan ijazah dan anak yang tidak dapat bersekolah formal. Namun beberapa tahun terakhir ini, minat anak dan keluarga yang mendaftarkan anaknya di PKBM semakin meningkat. Benar bahwa anak didik atau warga belajar yang ada di PKBM memiliki permasalahan yang spesial, beragam dan tentunya tidak dapat dipungkiri ada yang memiliki alasan negatif. Tapi alasan yang beragam ini malah membuat warga belajar di PKBM semakin beragam dan memiliki tantangan yang menarik untuk ditaklukkan.
Kabar baiknya, Semaraknya Merdeka Belajar malah semakin menguatkan pelaksanaan model pembelajaran di Pendidikan Kesetaraan. Seperti yang telah diketahui bahwa Kurikulum Merdeka yang dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang fleksibel sekaligus berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi anak didik. Tentunya sangat sesuai dan menguatkan terselenggaranya Pendidikan Kesetaraan, menjawab permasalahan dan kondisi dari warga belajar yang ada di PKBM.
Kurikulum di Pendidikan Kesetaraan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memiliki perbedaan dari kurikulum yang ada di Pendidikan Formal. Struktur kurikulum yang terdiri dari dua bagian besar yaitu: kurikulum kelompok umum (mata pelajaran akademik atau kesetaraan) dan kurikulum kelompok khusus yaitu pemberdayaan dan keterampilan berbasis Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum ini diperkuat dengan adanya Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5) sesuai minat dan sumberdaya yang ada di lingkungan anak dan PKBM.
Selaras dengan tema Hari Pendidikan Nasional 2023 (Hardiknas 2023), "Bergerak Bersama, Semarakkan Merdeka Belajar", kami sebagai penggerak pendidikan kesetaraan merasa terpanggil untuk menjadi bagian gerakan bersama memperjuangkan hak atas pendidikan yang berkualitas dan merata bagi semua masyarakat, tanpa terkecuali. Mengusung motto Bersama pendidikan kesetaraan, semua bergerak, semua berdampak, mencoba ambil bagian berbenah menuju pendidikan yang lebih baik.
Program Merdeka Belajar favorit di PKBM Samera Indonesia yang menjalankan program kesetaraan Paket A/setara SD, paket B/setara SMP, dan Paket C/setara SMA adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Bersama para Tutor kami semangat merancang Kurikulum Operasional yang sesuai dengan kondisi warga belajar, kondisi sekolah dan sumberdaya satuan pendidikan. Berbekal asesmen awal untuk memahami kondisi sebenarnya tiap anak kami merancang pembelajaran terutama projek yang akan didiskusikan bersama anak, membuat anak senang dan nantinya bertanggung jawab atas apapun yang akan dilakukannya untuk dirinya dan lingkungan.
Hal menantang selama menjalankan kurikulum merdeka, bersama para Tutor mengulik kurikulum kelompok umum dan kelompok khusus berbasis Profil Pelajar Pancasila sebagai implementasi Kurikulum Merdeka di Pendidikan Kesetaraan. Berupaya menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada warga belajar. Menggerakkan proses pembelajaran dengan berbagai metode belajar, mulai dari pembelajaran tatap muka, pembelajaran online dengan berbagai platform, kunjungan ke rumah dan pembelajaran mandiri sesuai kesepakatan dengan warga belajar dan mengedepankan prinsip belajar sepanjang hayat, dimana saja dan kapan saja serta dengan siapa saja.
Sebagai kepala PKBM mencoba mengajak para Tutor untuk menjadi teman anak bertumbuh, memfasilitasi anak untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan menjadi manusia yang bermanfaat untuk keluarga dan lingkungannya sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya dan seperti yang diinginkannya.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi yang telah dilakukan, warga belajar PKBM Samera Indonesia menyelesaikan projek yang sesuai minat, bakat dan kemampuannya, didukung orang tua dan sumberdaya yang ada di sekitar anak. Berbagai pengalaman, keseruan, drama dan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di Pendidikan Kesetaraan ini, hal ini menjadi proses bertumbuh yang bukan hanya mermanfaat bagi warga belajar, tapi juga saya selaku Kepala Satuan PKBM dan teman-teman Tutor.
Kami sadar, walaupun pendidikan kesetaraan memiliki manfaat yang sangat banyak, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya pendidikan kesetaraan. Berbagai upaya untuk mensosialisasikan dan upaya persuasif akan pentingnya pendidikan kesetaraan, salah satunya berupa informasi seperti semarak merdeka belajar yang telah dilakukan ini. Harapan besar dengan adanya dukungan yang lebih massif dari berbagai pihak bagi perkembangan pendidikan kesetaraan dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan pendidikan bagi masyarakat.