Lihat ke Halaman Asli

Bukan Sekadar Tontonan, tapi Juga Tuntunan

Diperbarui: 12 Maret 2020   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut Dr Frieda Mangunsong, M.Ed, Associate Professor dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, film adalah salah satu media yang mampu mempengaruhi anak-anak bahkan sejak mereka bayi sekalipun. Dari film, anak-anak bisa mendapatkan berbagai hal mulai dari meniru kata-kata, mengenal warna, benda, gerakan, musikalitas, ritme dan banyak hal.

"Anak-anak menyukai film karena dalamnya terdapat banyak sekali unsur. Ada tema dan pesan, kaya akan gambar dan warna, tampilan kata-kata, gerakan visual dan adegan-adegan yang menghibur," ungkap Frieda. Menurut Frieda, tayangan media juga dapat memberikan model-model tertentu bagi anak-anak mulai dari kekerasan, kecerdasan, kepemimpinan, keceriaan, kejenakaan.

Menonton film sendiri merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan seseorang untuk menghibur diri. Namun saat ini rasanya sangat sulit mendapat tayangan yang bisa ditonton bersama anak-anak. Apa lagi jika mengingat hampir semua tayangan televisi swasta di Indonesia tidak memberikan pengaruh baik bagi anak. Orang tua menjadi sedikit kewalahan dalam menyaring tayangan-tayangan yang bisa ditonton oleh anak-anak.

Seperti yang baru-baru ini terjadi KAPORLRES Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengungkapkan pelaku di bawah umur berinisial NF (15) membunuh teman bermainnya berinisial A (6). Hal ini terjadi lantaran tersangka habis menonton film yang diduga memiliki tindakan kekerasan, untuk itu tersangka mencoba menirukan adegan tersebut kepada korban.

Jika dilihat dari kasus tersebut film dan tontonan yang ditanyangkan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak dan cara berpikir anak. Tayangan-tayangan mendidik sangat membantu mengajarkan kepada anak-anak tentang kehidupan. 

Mereka bisa lebih mengerti dengan melihat dan meniru tingkah laku yang baik dalam tayangan tersebut. Orangtua juga merasa lebih aman dalam menikmati tayangan tersebut. Tanpa khawatir ada unsur tak mengenakkan.

Terkadang orang tua sering kali terkecoh dengan judul film. Kebanyakan film-film memang sengaja melakukan pemilihan judul yang ambigu untuk mengecoh orang demi kenaikan rating dan banyaknya penonton. 

Seperti contoh film "Cinderella" semua orang tahu bahwa film ini merupakan adaptasi dari film kartun yang mendunia, jika melihat judul orang akan berspekulasi ini tontonan anak-anak, nyatanya tidak demikian. 

Jika kita melihat bahwa film tersebut tidak layak ditonton anak-anak. Banyak film kartun yang menampilkan kekerasan, dimana hal tersebut menjadi lelucon yang bisa ditiru anak. Tapi apakah hal tersebut baik untuk psikologi anak-anak. Semua ini bisa terjadi bila orang tua paham dan mengetahui hal-hal negatif tentang film. 

Menurut Psikolog Tika Bisono, anak belum dapat memilah tontonan yang baik dan buruk sehingga orang tua harus selektif memilih tontonan yang sesuai dengan umur anak. 

Jika orang tua melepaskan anak menonton tayangan televisi tanpa pengawasan, pikiran anak dapat dirusak oleh tontonan tidak baik, ditambah lagi anak suka meniru apa yang dilihatnya. Maka dari itu, orang tua lebih mengetahui acara tv mana yang bagus ditonton anak-anak dan mana yang tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline