Sebagian besar dari perilaku manusia melibatkan adanya interaksi sosial. Walaupun seluruh bagian otak ikut andil dalam aktivitas sosial tersebut. Namun, hanya bagian- bagian tertentu pada belahan otak saja yang terlibat.
Hai guys,,, alhamdulillah kita masih bisa berjumpa dan semoga kalian dalam keadaan sehat yaa. Ketika kita belajar mengenai otak manusia yang tidak akan habis menyimpan rahasia yang harus diketahui keistimewaan dalam menjalankan fungsinya bagi tubuh kita. Sebelumnya kita telah membahas tentang otak dan bahasa bagaimana antara keduanya yang saling berhubungan. Namun, kali ini kita akan membahas mengenai Otak serta emosi. Bagaimana otak dalam mengatur emosi? Serta proses emosi terbentuk, yang dapat dikatakan bahwa emosi terjadi secepat hitungan detik. Yuk simak materi berikut ini.
Seringkali banyak orang mengasosiasikan bahwa emosi itu hanyalah perasaan yang diungkapkan dengan kemarahan saja. Namun, nyatanya yang dikatakan emosional itu yakni seluruh luapan ungkapan dari perasaan yang campur aduk mengenai suatu peristiwa yang dirasakan. Nah, sekarang apa sih emosi itu?? Dan bagaimana cara kita dalam mengendalikannya?
Emm, benar nggak? Kalau selama ini kita menganggap bahwa emosi itu adalah suatu konteks yang negatif. Seperti misalnya, ketika kita kecil, kita sering menangis atau marah ketika apa yang kita minta tidak di wujudkan oleh orangtua. Namun, emosi bukanlah hanya perasaan sedih atau marah saja. Emosi dikatakan suatu hal yang kompleks karena memberikan kita suatu respons atas suatu tindakan yang terjadi. Menurut seorang Psikolog yang bernama Paul Ekman, ia menyatakan manusia itu mempunyai 6 emosi dasar yang terdiri dari terkejut, marah, takut, senang, jijik, dan sedih. Nah, berdasarkan hal tersebutlah bahwa emosi itu penggambaran dari apa yang sedang dirasakan oleh manusia.
Apa Sih Emosi Itu?
Dikutip dari American Psychological Association mendefinisikan bahwa emosi merupakan pola reaksi yang kompleks, artinya yang melibatkan elemen pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan seseorang dalam menangani masalah atau peristiwa penting secara pribadi.
Lalu, secara ringkasnya kita dapat menyimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu hal yang sedang kita alami. Misalnya, ketika kita berjalan sendirian pada malam hari, dan kita mendengar suara gemerisik dari semak- semak yang bergoyang atau hembusan angin. Ketika otak kita telah menangkap suatu peristiwa dari contoh diatas maka otak akan memprediksi atau memberikan respons atas stimulus dari lingkungannya. Mungkin kita akan merasa takut atau sunyi, kemudian kita akan segera bergegas lari menuju rumah. Respons tersebutlah yang merupakan suatu hal yang dilakukan individu sebagai realisasi dari emosi.
Perumpamaan lainnya yakni ketika kita sedang menonton film horor, terdapat bagian tertentu yang membuat kita merasa takut, cemas dan lainnya. Nah, respons tubuh ketika kita mengalami perasaan takut adalah jantung berdebar lebih kencang tidak seperti biasanya serta merinding. Secara tidak langsung kita tidak menyadarinya, semua contoh tersebut diatas kita sedang mengalami efek dari sistem limbik yang setiap hari kita rasakan. Pada saat itu sistem limbik sedang bekerja keras.
Berdasarkan dari contoh diatas, pada saat itu neuron-neuron dalam otak kita sedang bekerja menjalankan fungsinya dalam menghasilkan gerakan serta menciptakan seluruh gerakan sebagai respon kita. Selain itu juga, dalam hal ini juga menciptakan sensasi dari apa yang telah kita tangkap kemudian di asosiasikan sebagai informasi yang akan diolah. Nah, dari situlah otak kita mulai bereaksi dengan tanggapan atau respon secara langsung, bisa juga membayangkan suatu hal yang tidak ada pada saat itu, namun kita membayangkan seakan- akan di depan mata kita. otak kita akan terkoordinasi dengan baik karena antara pikiran dengan tubuh kita mengenai situasi yang sedang terjadi.
Bagaimana Sistem Kerja dari Emosi pada Tubuh?
Terdapat beberapa sistem di dalam otak kita yang menjalankan fungsinya pada emosi ini. Namun pada dasarnya, dapat dikatakan sama dengan bagian serta cara kerja otak yang lain. Dalam hal ini antara satu sistem yang menangani emosi saling berkomunikasi dan terhubung ketika menjalankan sistemnya.