Lihat ke Halaman Asli

Laila ayusftri

Mahasiswi uin jkt/FDIKOM/pengembangan masyarakatislam

Mempertahankan dan Meningkatkan Iman

Diperbarui: 1 November 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tugas artikel ini untuk memenuhi UTS mata kuliah studi islam Yang di bimbing oleh dosen pengampu bapak muhammad firdaus L.c., MA.,Ph.d

Laila Ayu Safitri 

NIM 12405051050123

Mahasiswa jurusan pengembangan Masyarakat islam 

Fakultas Dakwah dan Komunikasi 

Mempertahankan dan Meningkatkan Iman 

Manusia tidak luput dari sebuah dosa dan kelemahan salah satu faktor yang sering muncul yaitu kelemahan iman.Maka dari itu aspek mempertahankan dan memperkuat iman sangat penting agar tidak lemahnya iman. Iman adalah keyakinan yang kuat terhadap sesuatu terutama dalam konteks agama.Dalam agama Islam, iman merujuk pada keyakinan kepada Allah, rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat, hari kiamat, dan takdir. Iman mencakup aspek kognitif (keyakinan), afektif (perasaan), dan perilaku (tindakan). Iman dianggap sebagai dasar yang mengarahkan seseorang dalam menjalani hidup dan berinteraksi dengan dunia(Suryani, Ma’tsum, Santi, & Manik, 2021).

Iman adalah mengenal dengan hati, berkata dengan lidah dan beramal dengan rukun-rukun (anggota badan). Hadis Daif (Ibn Majah, t.th.: 1: 26) Pengertian tersebut turut diadaptasi kemudiannya oleh Imam al-Syafi‟i dan juga pengikutnya iaitu Abu Bakr Muhammad bin al-Husain bin „Abd Allah atau yang lebih dikenali sebagai al-Aajurri. Imam al-Syafi‟i (t.th. : 28) mengemukakan:Iman adalah mengenal dengan hati, mengakui dengan lidah dan beramal dengan rukun-rukun.Manakala al-Aajurri (1995: 102) pula, mengemukakan:Membenar dengan hati, mengakui dengan lidah dan beramal dengan anggota.

 Iman berasal dari kata Arab "al-tasdiq," yang berarti mengakui atau mempercayai sesuatu di dalam hati. Iman ini mencakup pengakuan secara lisan dan juga tercermin dalam tindakan nyata. Pengertian iman yang dikemukakan adalah merangkumi tiga komponen utama; mengenal atau membenar dengan hati, mengakui atau menyatakan syahadah dengan lidah dan mengamalkan rukun-rukun dengan anggota badan yang zahir seperti solat, puasa, zakat, haji dan sebagainya(Mustofa, 2020).

 Al- Hasan al-Basri dan al-Bukhari mengemukakan pengertian iman hanya dua komponen sahaja. Menurut al-Hasan al-Basri sebagaimana dinukilkan oleh Ibn Abi Syaibah (2006: 30988 dan 36359) iman itu adalah suatu yang tersemat di dalam hati dan dibuktikan dengan amal. Manakala al-Bukhari (1379: 1: 46) pula, mengemukakan iman itu hanya perkataan dan perbuatan. Walau bagaimanapun Ibn Hajar al-„Asqalani (1379: 1: 46) masih percaya bahawa pengertian iman yang diberikan oleh al-Bukhari adalah merangkumi tiga komponen kerana menurut beliau dimaksudkan dengan perkataan adalah mengucap dua kalimah syahadah, manakala perbuatan adalah umum termasuk amalan hati seperti iktikad dan juga amalan segala anggota badan seperti ibadah(Wan, 2015). 

Al-Qur'an menegaskan pentingnya iman sebagai landasan dalam menjalankan ibadah. Misalnya, dalam Surah Al-Hadid ayat 19, disebutkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya adalah orang-orang yang tulus hati dan berhak mendapatkan pahala.Allah berfiraman :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline