*Ini hanyalah perbandingan opini melalui obrolan santai. Diharap tidak ada pihak yang tersinggung. Terimakasih dan selamat membaca.*
Ziarah kubur sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana mengutip dari buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 susunan Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, terdapat hadits riwayat Buraidah bin Al-Hashib, di mana Rasulullah SAW bersabda:
إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ، فَزُورُوْهَا
Artinya: "Sungguh dahulu aku melarang kamu ziarah kubur, maka ziarahilah ia." (HR Muslim, Ahmad, Nasa'i & lainnya.)
Ziarah kubur sudah tidak asing lagi bagi kalangan masyarakat, khususnya Nahdlatul Ulama. Biasanya masyarakat NU ziarah ke makam para Walisongo, para Habib, dan orang-orang shaleh lainnya. Ziarah yang dilakukan tak hanya sekedar mengenang jasanya, tetapi juga dengan harapan mendapatkan kebaikan dan keberkahan.
Kali ini saya akan memaparkan penjelasan singkat mengenai ziarah kubur menurut pandangan teman saya yang merupakan kalangan masyarakat Muhammadiyah.
Menurutnya, Muhammadiyah tidak ada tradisi ziarah.Kalaupun ada, biasanya mereka hanya menziarahi makam pendiri ormas Muhammadiyah, yaitu KH. Ahmad Dahlan, tidak kepada ziarah makam yang lainnya. Tujuan mereka juga hanya sekedar mengunjungi untuk mengenang jasa, tidak sampai mengharapkan cipratan keberkahan dari tindakan tersebut.
Referensi:
Nurfajrina, Azkia. 2023. Hadits Ziarah Kubur sebagai Pengingat Mati dan Akhirat. https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6694600/hadits-ziarah-kubur-sebagai-pengingat-mati-dan-akhirat . Diakses pada 9 Desember 2023, pukul 17.40 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H