Lihat ke Halaman Asli

lailatur rohmah

untuk edukasi

Dampak Stay At Home terhadap Perkembangan Psikis Anak

Diperbarui: 6 Juni 2021   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FTIK UNISNU

NAMA : LAILATUR ROHMAH

NIM      : 191310004291

KELAS : 4 PAI A3

DAMPAK STAY AT HOME TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK 

 

PENDAHULUAN

Pandemi covid-19 belum berakhir, pemerintah masih menggalakan aturan STAY AT HOME. Hal ini tentunya berpengaruh pada perkembangan semua sistem, tidak hanya sistem ekonomi saja melainkan pendidikan juga mendapat imbas dari aturan pemerintah ini.

Menteri pendidikan dan kebudayaan (MENDIKBUD) Nadiem Makarim  menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) maka kegaiatan belajar dilakukan secara daring (online) sebagai solusi menerapkan kebijakan stay at home dalam rangka mengurangi penyebaran  virus corona (Mendikbud: 2020). Dengan adanya kebijakan ini tentu saja peserta didik mendapat pembelajaran yang berbeda, kalau sebelumnya mereka dapat belajar, berinteraksi dan berdiskusi secara langsung dengan teman sebayanya sekarang mereka harus belajar mandiri di rumah. " Anak kita adalah anak yang dinamik, enerjik, sesuai perkembangannya ingin dekat teman-temannya. Apalagi anak remaja yang lebih nyaman bersama teman sebaya dibandingkan orangtua (Suryani: 2007). Meskipun kita tahu rumah adalah tempat pendidikan pertama anak, namun sekolah dan teman sebaya juga memiliki pengaruh yang cukup besar pada perkembangan karakter anak (Uri Bronfenbrenner: 1986). Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh teman sebaya. Misalnya, teman sebaya yang selalu memberikan dukungan sosial akan berpengaruh terhadap rasa percaya diri anak. Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang penting bagi rasa percaya diri anak.

Adanya social distancing mengakibatkan penutupan sekolah-sekolah dan kampus yang tentu saja dapat menghambat dan memperlambat capaian target yang sudah ditetapkan pemerintah maupun sekolah masing-masing. kondisi ini yang kemudian mengganggu pencapaian kematangan siswa dalam meraih tujuan belajarnya, baik secara akademis maupun psikologis.

Perubahan yang terjadi secara mendadak ini dapat berakibat rasa stres pada anak.  Menurut psikiater anak dan remaja, Renvil Reynaldi,  perubaham yang mendadak ini dapat memberikan dampak psikologis pada anak. Sebab, hal-hal yang biasa mereka lakukan seperti aktivitas sekolah dan bermain dengan teman sebaya untuk sementara waktu harus dihentikan. Situasi ini dapat menyebabkan anak menjadi stres karena mereka harus berdiam diri di rumah dalam jangka waktu lama, aktivitas terganggu, dan merenggut kesempatan bereksplorasi dengan lingkungan (Wijayanti dan Akbar: 2018).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline