Lihat ke Halaman Asli

Fatwa Natal MUI & Memaknai Toleransi

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Era Buya Hamka (1908-1981) waktu beliau memimpin Majelis Ulama Indonesia (1977-1981) adalah titik terpanas seputar polemik umat Islam yang mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani. Waktu itu MUI mefatwakan dengan tegas sebagai haram.

Buya Hamka tetap kukuh dengan fatwanya. Bahwa mengucapkan selamat Natal bagi umat Islam adalah haram. Tak sungkan-sungka Buya Hamka mempertaruhkan jabatannya demi konsistensi terhadap fatwanya itu. Belakangan fatwa demikian cenderung dipertahankan oleh MUI hingga hari ini. Dalam pada itu tidak sedikit ulama lain yang tidak mempersoalkan ucapan selamat Natal. ( Sutomo Paguci,Kompasiana20 dec. “mengabaikanfatwa mui …)

Esensi syahadat adalah pengakuan tauhid, Tiada tuhan sealin ALLAH , dan Muhammad, rasul nya, ” Pada sisi ini ” mengucapkan selamat NATAL adalah sebuah pengakuan ada nyaTuhan selain Allah , MAKA IA MEMBATAL KAN SYAHADAT….., itu yg di fatwakan MUI.Haram mengucapkan selamatNATAL,

Sisi lain dari sikap Aqidah adalah., Hidup nya Nurani.., mereka yg mendustai AGAMA …Adalah mereka yg tak peduli pada yg yatim dan miskin (al maun ).,”tidak dipersoalkanorang miskin itu agamanya apa”CELAKA LAH ORANG YG SHALAT ……, karna dalam shalat nya, yg sujud dan ruku fisik nya HATI nya tak tunduk pada ALLAH ….,Indikasinya walau shalat hati nya tak tersentuh tak peduli pada yg lemah faqir dan miskin…”makadalemkatagori ini. Parakoruptoradalahmerekamendustaiagamakarenamereka memiskinkan rakyat ..( hadist ) Tak kan masuk surga orang yg kenyang tetangga nya lapar……JelassekalibetapaHumanisdantolerannya Islam

,Islam adalah agama yg rahmatan lil alamin bagi semua manusia….baik islam atau tidak, Mereka yang ber aqidah pasti hati nya nurani nya hidup…..itu berkat tauhid nya, maka saya balik bertanya pada saudara saya yg muslim ” sejauh mana TAUHID itu anda jaga……..karena mendua kan Allah adalah syrik ..,Semua muslim seberapa besarpundosa nya ,akan masuk surga walau via neraka dulu,Tapi buat dosa shyrik TAK ADA AMPUNnya

” saya bukan ustadz bukan ahli agama bekal agama saya.. adalah pesantren kilat, cuma sebagai muslim saya tergerak dalem mengingatkan saudara sesama muslim , dalem spirit saling mengingatkan dalem kebenaran dan keshabaran………….., toleransi ber agama adalah saling menghargai dan menghormati perbedaan, bukan saling mengakui KETUHANAN,

Perayaan natal, 25 des, adalah Hari dianggap nya lahir nya tuhanyesus, Maka mengucapkan selamat natal, adalah pengakuan …..YESUS ADALAH TUHAN, ……Ini esensi tauhid

Sementara Iedul Fitri , adalah perayaan…..seorang muslim manaklukan naluri /hawanafsu nya agarterbimbingdengannurani berjalansesuai aqidah nya ,agar selalu berada dalam ridho tuhan nya…..,Selamat Iedul fitri tidak punyesensi/pengakuanKETUHANAN.

Maka saudara kita yangNasrani atasnama toleransimau kahmendatangisaudaranyayangmuslimsambilbersyahadat“Pengakuantiada tuhan selain ALLAHdanMuhammadutusanNya …Jikaitu esesnsi perayaanhari besar islam, ,PastilahparaPemukaagamanasranipunakankeberatan,

.Itulahislamsebagaiagama Rahmatbagisemuamanusia …. Perayaankeagamaannyatidakpunya nilaiaqidahtapinilaihumanis…yanghalalbagisemua manusia,

Iedulfitri.Setelahberpuasapenuh.Di tutupdenganberzakatfitrah.,,menyisihkanberas3,5 lteratausetarauang,untukmerekaygfakirandmiskin……, apapunagama nya,begitujuga Iedul adhasetelahmenyembelihhewansapiataukerbaudan di bagikanpadayg berhakfaqirdanmiskin……..apapunagamanya,

MakamemaksakanperbedaantentubertentangandenganNilaitoleransiitusendiri.,Fatwa MUIadalahbentuktanggungjawabpemukaagamapadaummatnya,soaldipatuhiatautidak..,soallain. Karenatanggungjawabnyasudah di tunai kan,

Mengapakitameribut kanperbedaandanbukanmencaripersamaan?bukankahselain NataladaTahunbaru………,Perayaandiramaikansaudarakitanasrani dan tidak punyaesensiaqidah…….., Makasebagaimuslimsayaucap kanselamattahunbaruuntuksemua,

Semogausiaber lalutidakdenganke sia sian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline