Lihat ke Halaman Asli

Asaaro Lahagu

TERVERIFIKASI

Pemerhati Isu

Daya Sihir Ahok, Agus, dan Anis Menuju DKI-1

Diperbarui: 26 September 2016   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cagub DKI 2017: Agus, Ahok dan Anis (Poskotanews.com)

Apakah ketiga calon gubernur DKI:  Ahok, Agus dan Anis mempunyai daya sihir? Sebelum menjawabnya saya terlebih dahulu mendefinisikan apa yang saya maksud di sini daya sihir. Daya sihir yang dimaksud adalah kemampuan menjadikan diri sebagai magnet, idola dan sosok harapan baru. Dengan adanya daya sihir, langkah menarik modal sosial seperti dukungan, preferensi, popularitas dan elektabilias sangat mudah diperoleh.

Fakta membuktikan bahwa sejak reformasi 1998, mereka yang mempunyai daya sihir menjelma menjadi penguasa di negeri ini.  Menurut pengamatan saya, sejak reformasi 1998 hingga kini, baru ada empat orang sosok yang punya daya sihir yang luar biasa. Mereka itu adalah Megawati, SBY, Jokowi dan Ahok. Mari kita lihat satu persatu daya sihir itu dengan menengok ke belakang sejenak.

Megawati yang tersiksa terus-menerus di era Soeharto, menjelma menjadi bintang pasca Soeharto lengser. Ketika Megawati  membentuk PDIP 10 januari 1999, rakyatpun menyambutnya dengan gegap-gempita.

Bersama dengan PDIP-nya, Megawati sukses menyihir rakyat akar rumput di berbagai pelosok negeri dan secara masif menyatakan dukungan kepadanya. Sihir Mega menjadi semakin bergemuruh bersama dengan euforia rakyat yang sudah lama kebebasan politiknya tertekan oleh rezim Soeharto.

Menjelang pemilu 1999, rakyat secara masif mendirikan posko pemenangan PDIP Megawati di jalan-jalan, di gang-gang rumah, di tanah-tanah kosong dan di berbagai tempat lainnya. Pada pemilu 1999 itu, Indonesia memerah di belakang Megawati. Hasilnya PDIP keluar sebagai pemenang pemilu.

Namun lewat dengkul Amin Rais dengan poros tengahnya, Gus Dur berhasil menjadi Presiden RI setelah poros tengah berhasil mengkadalin Megawati. Namun tidak lama kemudian Gus Dur lengser dan Megawati yang sebelumnya hanya diplot sebagai wakil, berhasil dilantik menjadi  Presiden perempuan pertama RI.

Menjelang pemilu dan Pilpres 2004, daya sihir Mega sudah pudar. Privatisasi BUMN dan pembiaran kasus BLBI yang berlarut-larut, telah membuat daya sihir Mega meredup. Ditambah lagi blunder Mega yang menyingkirkan Menko Polhukam SBY di kabinetnya, membuat publik berpaling kepada SBY.

Alhasil daya sihir Mega pada pemilu 2004 beralih kepada SBY. Pada pemilu kedua setelah reformasi itu, PDIP kalah  oleh partai Golkar. Sementara itu Demokrat yang baru lahir dari tangan SBY, langsung menyodok posisi 5 besar.

Golkar yang mencium aroma sihir SBY, langsung mengorbitkannya menjadi calon Presiden berhadapan dengan Mega. Hasilnya SBY berhasil mengkadalin Mega dan menjadi Presiden RI hasil Pilpres langsung yang pertama. Sampai tahun 2009 daya sihir SBY masih ada hingga ia diberi mandat oleh rakyat menjadi presiden RI untuk periode kedua.

Namun daya sihir SBY pada periode kedua jabatannya mulai redup. Rakyat semakin sadar bahwa selama ini SBY hanya bermain sandiwara lewat penciptaan albumnya. Ketika elit-elit Demokrat tersangkut kasus korupsi, rakyat Indonesia menjadi muak kepada SBY. Belakangan korupsi elit partai Demokrat  sambung-menyambung tak henti.

Pada situasi itu rakyat mulai menunggu pemimpin baru yang mampu memberikan daya sihir baru. Di Jakarta, mayoritas rakyat sudah bosan dan lelah melihat kepemimpinan buruk Fauzi Bowo dengan slogan ‘serahkan kepada ahlinya’. Faktanya, banjir, kemacetan, parkir, PKL, preman liar tak bisa diatasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline