Oleh: Isna Nur Baity
Pernikahan, sebuah kata yang sering kita dengar atau bahkan baca. Dunia media sosial pun sedang diributkan dengan kata ini, di antaranya penikahan Maudy Ayunda yang mengejutkan masyarakat, hingga respon Anya Geraldine saat orang-orang menyuruhnya menikah.
Ya, menikah, kata yang sering menjadi momok bagi mereka yang telah dewasa. Bertemu keluarga jauh atau dekat, perkumpulan keluarga, bertemu tetangga bahkan orang yang tidak dikenal, pertanyaan "sudah menikah?" sering terdengar. Bahkan pertanyaan yang lebih menyakitkan pun tak segan diajukan,
"umur segitu kokm gak belum nikah?" ditambah dengan bumbu-bumbu yang membuat naik darah, "buruan nikah, mumpung masih muda, nanti jadi perawan tua malah tambah gak laku." Atau "kok gak nikah-nikah? Gak laku ya" atau yang lainnya. Petanyaan tersebut semakin parah jika umur bertambah dan teman-teman sebaya banyak yang telah berumah tangga.
Statement di masyarakat memang lebih kejam kepada kita para wanita, seolah-olah sebuah dosa jika kita tidak menikah segera. Di sinilah hirarki antara wanita dan pria terlihat jelas, masyarakat beranggapan, bahwa wanita harus segera menikah, sedangkan pria tidak.
Alasan yang dibuat pun beragam, mulai dari yang masuk akal hingga yang mengelus dada. Contohnya, wanita harus segera menikah karena masa kesuburan wanita itu singkat, semakin bertambah usia wanita, masa kesuburan wanita akan menurun dan terlalu beresiko untuk hamil.
Ya, anggapan tersebut benar adanya, masa kesuburan wanita berada di usia 20-35 tahun, usia tersebut menurut para dokter merupakan usia yang ideal untuk hamil. Secara biologis, wanita di usia 20-an berada di masa subur, selain itu sel telur yang dihasilkan pun berlimpah dan sangat baik. Mengutip dari laman alodokter.com, keunggulan seorang wanita hamil di usia 20-an adalah sebagai berikut:
Resiko keguguran jauh lebih rendah
Resiko gangguan pada organ reproduksi, seperti fibroid uteri sangat rendah
Resiko mengalami komplikasi Kesehatan, seperti darah tinggi (hipertensi) dan diabetes lebih rendah