Lihat ke Halaman Asli

Komunitas Lagi Nulis

Komunitas menulis

Pertukaran Tawanan Perang

Diperbarui: 27 Februari 2022   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    https://pin.it/6BGBE3B

Oleh: Nashwa Ibtisam

        Pakaian sudah lusuh. Terkotori oleh debu-debu yang hampir setiap saat beterbangan. Pada perang kali ini, pihak muslim lah yang memenangi peperangan. Benarlah apa yang dikatakan orang-orang, bahwa muslim itu susah dikalahkan. Sebetulnya, dengan lekatnya iman Islam dalam dada, dan tidak menjauhi syariat Allah, menanglah umat muslimin dari peperangan manapun. Ghazwul fikr sekalipun, tidak mampu merasuk dalam diri umat muslim.

       Bagi kedua belah pihak, sama-sama memiliki prajurit yang terluka. Lebih banyak prajurit yang mati di pihak Bizantium, menjadikan mereka kalah telak. Tadi ketika Tekfur berperang dengan Sultan, tangannya lincah sekali mengoperasikan pedang. Namun, dia berakhir tidak seperti yang dibayangkan: kalah paripurna.

      Masih di padang pasir yang luas, Sultan berkali-kali mengucap syukur, bersama dengan kesatria-kesatrianya. Usai ini, Sultan memerintahkan untuk segera merawat kesatria yang terluka, dan pemakaman disiapkan sesegera mungkin.

      Salah satu Kepala Suku yang ikut perang berkata, "Sultanku, sukuku berada dekat dengan arena ini. Di sana ada dokter yang andal mengobati. Bila Sultan mengizinkan, kami akan membawanya ke suku."

     "Baiklah, kalau begitu kau akan bertanggung jawab atas kesatria-kesatriaku." Sultan memberikan kepercayaannya.

     "Tamam, Sultanm."

     "Kita lanjut ke kastil sekarang!" seru Sultan.

     Masing-masing bertugas sesuai yang mereka dapat. Perang ini menghabiskan waktu yang tidak sebentar. Namun tekad Sultan membara dalam dadanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline