Selalu ada rasa dan sikap tak biasa ketika kita menyambut sebuah momen yang istimewa, seperti seorang yang hendak berhaji misalnya. Maka ia akan bersiap sedini mungkin untuk melakukan safar yang penuh dengan momen kebaikan. Dia akan belajar cara melakukan manasik yang benar, berdoa supaya diberi kelancaran, dan tak terhalang untuk berangkat, berusaha memperbaiki diri sebagai sarana untuk memantaskan diri menjadi tamu yang mendatangi undangan dari Dzat yang maha membalas kebaikan. Umumnya, makin dekat waktu keberangkatan, makin membuncah pula kerinduannya untuk segera bertemu dengan Baitullah.
Seperti juga orang yang menanti hari pernikahannya, salah satu momen bahagia dalam hidupnya. Ada rasa ingin segera, ada persiapan-persiapan matang untuk akad dan walimahnya, juga semangat belajar tentang bagaimana hidup berumah tangga.
Begitu juga dengan bulan Ramadhan, sebuah momen istimewa yang dinanti-nanti oleh seluruh kaum muslimin setiap tahunnya. Maka sudah seharusnya kita mempersiapkan diri untuk bisa menyambutnya sebaik mungkin.
Momen Istimewa Ramadhan
Namun agaknya, Ramadhan tahun ini kemungkinan akan dilalui dengan sangat berbeda oleh umat muslim di seluruh dunia. Beberapa belas hari menuju Ramadhan, umat muslim masih dibayangi oleh pandemi Covid-19.
Berbagai negara di setiap belahan bumi masih harus berjuang mempertahankan diri dari wabah yang tak kunjung usai. Malahan, di beberapa negara, pandemi Covid-19 ini kian menjadi, menyebar semakin masif dan menginfeksi ratusan bahkan jutaan penduduknya.
Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah dari setiap negara demi mencegah agar penyebaran virus Corona ini tak semakin meluas.
Di Arab Saudi misalnya, suasana di dua kota suci Makkah dan Madinah dipastikan berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, dikarenakan tahun ini tidak ada jamaah yang datang dari berbagai negara. Menjelang Ramadhan, dua kota suci ini lebih sepi menyusul kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi yang memberlakukan kebijakan jam malam sejak Senin, 6 April lalu.
Lain halnya di Malaysia. Kasus positif corona di negeri ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, dengan jumlah kasus lebih dari 4.000 orang. Sehingga pemerintah Negeri Jiran tersebut mengeluarkan kebijakan berupa larangan mengadakan bazar Ramadhan agar ditiadakan di kota-kotanya. Kemeriahan Ramadhan bahkan dibayangi oleh pemutusan hubungan kerja di banyak rumah di negeri tersebut.
Di Indonesia, Kementerian Agama sedang menggodok panduan beribadah selama Ramadhan. Besar kemungkinan masyarakat tidak dibolehkan sholat berjamaah di masjid termasuk saat tarawih, tidak boleh ada kegiatan buka puasa bersama, termasuk larangan menggelar sholat ied dan bersilaturahim ke tetangga dan keluarga.
Kiat-Kiat Menyambut Bulan Suci