Oleh: Risnawati
Bayangku berbicara. Bayangku terus berkata
Bayangku menertawakan rasa. Bayangku memaki senda
Bayangku mengira-ngira.
"Jangan sentuh barangku salsa! itu milikku, bukannya kamu sudah dibelikan ibu boneka baru?" kataku pada adikku. 'Terima kasih kak" jawabnya sambil tersenyum penuh gembira, lalu pergi membawa Okja, boneka babi pemberian ibu untukku.
"Bu! aku tidak suka makan manis dipagi hari!. Itu akan membuatku mual. jangan paksaku memakannya setiap hari" kataku pada ibu, 'Makan yang banyak ya sayang, ibu tau kamu sangat menyukainya" ucapnya sambil lalu, menuangkan sup banshake andalannya, dalam mangkuk sarapanku.
"Aku tidak ingin ke sekolah ayah, biarkan aku belajar dirumah saja, disini seperti neraka! mereka semua menyebalkan" rengekku pada ayah. Dipegangnya kedua pundakku, dikecupnya keningku penuh cinta "Kamu selalu semangat pergi ke sekolah, semoga hari ini menyenangkan, dengarkan gurumu dan bersikap baiklah pada teman-temanmu" katanya lalu pergi membiarkanku masuk diruang kelas.
"Jangan ambil buku PR ku cleo! Aku tidak mengerjakannya untukmu!", bentakku pada Cleo. "Kau tau Chel? Kau memang temanku yang paling baik" ungkapnya sambil terus menulis mengikuti ejaan yang ada di bukuku.
"Bu guru aku tidak suka matematika, jangan selalu memaksaku untuk menguasainya" ungkapku sambil menuju bangku tempat duduk setelah menuliskan beberapa jawaban diatas papan. "Ibu tau, kamu sangat menyukai matematika, kau menguasainya Chel! Kerja bagus". Katanya memujiku.
Fikirku, Ku marah. Fikirku, Ku kecewa. Fikirku, Kubahagia
Ternyata, bukan mereka yang buta tapi aku yang bisu. Dan telah kuceritakan padamu ini Ilu(Si) Bisu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H