Oleh: Ilham Fajri
Kawan, hidupmu masih terlalu panjang untuk memilih, masih banyak pencapaian yang harus dicapai, tak perlu terlalu cepat memikirkan pendamping hidupmu di masa yang akan datang, sehingga kau terpuruk dalam alunan cinta khayalan yang menyodorkan sensasi fana belaka.
Kawan, hidupmu tak sesempit jodohmu. Tak perlu terlalu fokus pada perihal ini, sehingga cita-citamu menjadi buram. Skenario cinta sampai kau menemui jodohmu sudah ditulis rapih oleh sang novelis maha Agung Allah SWT, jadi tak perlu susah payah kau mengonsepnya lagi.
Kawan, jangan sampai penyesalan mengakhiri kisah indah hidupmu. Jangan sampai kau bertaruh banyak harap untuk seseorang yang memang tidak dikisahkan untukmu, sehingga air mata menjadi titik akhir dalam ceritamu.
Kawan, perbaiki saja dirimu dengan prestasi-prestasi, perluas relasimu dengan karya-karya, pertajam pandangan dengan ilmu-ilmu. Anganmu masih terlalu banyak untuk kau sudahi, mimpimu masih terlalu tinggi untuk berhenti di lantai dasar, tujuanmu masih terlalu jauh untuk beristirahat di garis awal.
Sadarlah kawan, keringatmu lebih cocok untuk orang tuamu karena dia tak pernah menunggumu di garis akhir, tapi selalu bersamamu dari garis awal. Ingatlah kawan, dahulu kebutuhanmu menjadi prioritas utama bagi mereka, tangismu mereka balas dengan senyuman indah. Jadi, bukan cuma dia seseorang yang harus kau buat tersenyum tapi orang tuamu lebih berhak akan hal itu.
-Dari saudara yang merindukan sukses bersamamu-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H