Lihat ke Halaman Asli

Laetitia Dewi Amalia

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Mana yang lebih baik : Parenting masa kini atau masa lampau?

Diperbarui: 29 Oktober 2023   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/GsAJQEeLxcv161fCAInput sumber gambar

MANA YANG LEBIH BAIK: PARENTING MASA KINI ATAU MASA LAMPAU? -- Peran kedua orang tua pada perkembangan anak dapat mempengaruhi pola pikir dan karakter anak. Parenting mempunyai pengaruh yang menguntungkan serta substansial pada pembentukan kepribadian.

Tentunya kini, kita semua pernah mendengar istilah tummy time, sensory play dan montessori, sleep training, baby led weaning atau BLW, dan masih banyak istilah lainnya. Istilah-istilah tersebut adalah serangkaian parenting pada masa kini.

Parenting adalah gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu 'Parent' kata tersebut mempunyai arti orang tua yang kemudian diikuti imbuhan ing, kata imbuhan ing mempunyai arti 'kata kerja'. Sehingga arti parenting sendiri adalah perilaku orang tua untuk mengasuh anak.

Parenting menurut Hetherington dan Whiting adalah merupakan proses interaksi total antara orang tua dengan anak, seperti proses pemeliharaan, pemenuhan kebutuhan fisik, perlindungan dan proses sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar.

Apa peran atau dampak positif dari parenting? Banyak sekali dampak positif dari penerapan parenting, seperti mengarahkan anak pada perilaku positif, mengajari anak pada pengontrolan emosi, mengajarkan anak untuk berpendapat, mengarahkan anak untuk beretika seperti mengucapkan tolong, maaf, dan terima kasih, memupuk rasa disiplin dan percaya diri pada anak, dan masih banyak dampak positif lainnya.

Tentunya setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Sehingga setiap orang tua akan melakukan cara apapun agar sang anak dapat tumbuh menjadi anak dengan karakter yang baik dan tidak membuat resah atau khawatir orang tuanya saat sudah mencapai usia senja. Namun cara yang diterapkan tersebut tidak selalu sukses untuk membentuk anak seperti yang diinginkan. Salah satu tantangan mendidik anak adalah pada proses tumbuh kembangnya. Pola kebiasaan menjadi salah satu kunci memperhatikan tumbuh kembang di lingkungan agar memastikan secara optimal.

Pada masa lampau, saat seseorang baru menjadi orang tua biasanya mengasuh anaknya dengan mengadopsi cara mengasuh orang tua pada masa sebelumnya. Hal tersebut dilakukan dengan mengamati cara orang tuanya memperlakukan dirinya saat menjadi anak atau orang tuanya akan membimbingnya untuk mengasuh anak. Dengan cara tersebut maka new parents merasa sudah cukup bekal untuk menjalani pengasuhan pada anaknya. Pada pola asuh di masa lampau, orang tua masih memercayai mitos turun temurun yang telah ada dari masa ke masa. Tidak banyak ketentuan mengurus anak pada masa lampau. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua pada masa lampau. Namun seiring berjalannya waktu, banyak gaya pola asuh baru yang muncul ke peradaban, tentunya semua pola asuh tersebut telah didasari pengalaman dan telah disertai penelitian.

Pola pengasuhan pada masa kini cenderung terlihat rumit dan terlalu banyak aturan. Namun hal tersebut sebenarnya dapat membentuk anak menjadi lebih baik secara karakter dan mental yang akan membantu kehidupan anak di masa depan. Saat ini terdapat beragam cara mengasuh anak. Orang tua dapat memilih cara parenting yang diinginkan untuk pembentukan karakter anak dan tentunya sesuai dengan lingkungan anak, karena sejatinya setiap orang tua memiliki impian tersendiri untuk membentuk anaknya. Sebelum menerapkan gaya Pengasuhan anak, orang tua sudah seharusnya mengenal anak, karena individu setiap anak berbeda mulai dari gaya belajar, keadaan mental bawaan, dan lain sebagainya.

Pada masa kini, bayi yang telah berusia 84 jam atau tujuh hari sudah diberikan stimulasi tummy time. Hal tersebut berbeda dengan pengasuhan pada masa lampau. Pada masa lampau, orang-orang meyakini anak terlalu lemah untuk di beri stimulasi dalam kurun waktu 48 jam setelah kelahirannya dan para orang tua terlalu takut terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya jika dilakukan stimulasi terlalu dini. Sehingga bayi dengan usia tujuh hari pada saat itu hanya dibiarkan tertidur. Padahal tummy time memiliki peran penting pada bayi, seperti melatih kekuatan otot bayi, terutama otot pada leher, dada, bahu, dan lengan bayi. Dengan begitu kedepannya keseimbangan tubuh bayi akan terlatih dan bayi akan cepat untuk belajar menggulingkan badannya, merangkak, duduk, dan berjalan. Banyak dampak positif yang ditimbulkan dari tummy time, namun tummy time tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Terdapat beberapa ketentuan untuk melakukan tummy time dari cara, waktu, hingga langkah-langkahnya.

Kemudian saat anak telah siap sekolah, umumnya pada usia dua atau tiga tahun, anak akan diajarkan montessori. Montessori sendiri adalah sistem pendidikan yang membantu setiap anak meraih potensinya dalam bidang di semua aspek kehidupan. Pengertian jelasnya adalah membiarkan anak bereksplorasi, memupuk rasa keingintahuannya, dan tugas guru pada metode ini adalah  sebagai pembimbing atau penyedia informasi. Terdapat lima bidang utama yang diajarkan dari konsep Montessori ini, yaitu kemampuan berbahasa, konsep matematika, budaya, sensori, dan kehidupan sehari-hari. Menurut penemu metode ini, Dr. Maria Montessori, meyakini bahwa anak adalah 'sensorial explorer', yang secara alami akan belajar tentang lingkungannya melalui apa yang dia rasakan dengan panca indra. Maka dari itu tahapan pertama ketika menerapkan metode montessori ini adalah dengan permainan sensori yang menstimulasi panca indera anak yaitu indra penglihatan, suara, bau, sentuhan, rasa, keseimbangan, dan gerakan. Oleh karena itu sebelum kepada tahap montessori, anak akan dilatih dengan sensory play, permainan sensori berperan dalam peningkatan perkembangan otak anak, memperkaya kemampuan berbahasa pada anak, dan mengajarkan anak pada problem solving, sehingga anak dapat menyelesaikan sendiri masalahnya. Namun, untuk memberikan permainan sensori pada anak, orang tua harus siap untuk meluangkan waktu untuk mencari ide, mengajak anak melakukan sensory play, dan membereskan kembali tempat dan barang yang telah digunakan untuk permainan sensori.

Umumnya sensori play menggunakan bahan yang cenderung bertekstur seperti pasir, mie, jelly, bebatuan, ataupun rumput. Permainan sensori bahkan bertentangan dengan parenting masa lampau. Hal tersebut dianggap 'permainan kotor' oleh orang tua pada masa lampau. Orang tua pada masa lampau cenderung melarang anaknya untuk bermain pasir atau memarahi anaknya saat anak tersebut bermain dengan makanannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline