Lihat ke Halaman Asli

Laely Ayu Candra Sasqia

Mahasiswa S1 Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 Desa Jati Kulon Berikan Pelatihan Diversifikasi Olahan Tempe

Diperbarui: 28 Juli 2024   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. KKN UNNES GIAT 9 Desa Jati Kulon 

Jati Kulon, 15 Juli 2024 - Mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang yang tergabung dalam kelompok GIAT 9, memberikan pelatihan diversifikasi olahan tempe di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Pelatihan ini diberikan kepada warga khususnya Ibu-ibu PKK RW 02 Desa Jati Kulon. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam mengolah tempe menjadi produk yang lebih variatif dan bernilai ekonomi tinggi.

Desa Jati Kulon telah lama dikenal sebagai salah satu pusat industri rumahan tempe di Kabupaten Kudus. Desa ini terkenal dengan produksi tempe yang berkualitas tinggi dan beraneka ragam, yang seharusnya dapat dijadikan destinasi wisata industri bagi para penggemar tempe dan pelaku bisnis kuliner.

Industri tempe di Desa Jati Kulon telah berkembang pesat sejak beberapa dekade terakhir. Mayoritas penduduk desa terlibat dalam produksi tempe. Proses pembuatan tempe di desa ini masih mempertahankan metode tradisional yang diyakini mampu menghasilkan tempe dengan cita rasa khas yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Penggunaan kedelai pilihan dan proses fermentasi yang terkontrol dengan baik, serta kemasan yang masih menggunakan daun jati sehingga tempe yang dihasilkan berkualitas dan memiliki cita rasa yang khas.

Pelatihan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNNES GIAT 9, diikuti oleh perwakilan Ibu-ibu PKK RW 02 yang antusias mempelajari cara baru dalam mengolah tempe. Dalam pelatihan ini, para mahasiswa memberikan materi dan demonstrasi mengenai pembuatan olahan tempe menjadi Ekado Tempe.

Koordinator KKN UNNES GIAT 9 Desa Jati Kulon, Seviana Widya Astuti, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Jati Kulon. "Melalui pelatihan ini yang bertujuan untuk memperkenalkan cara dalam mengolah tempe sebagai potensi Desa Jati Kulon. Melalui diversifikasi olahan tempe kita dapat meningkatkan nilai ekonomi tempe dan memperkenalkan aneka ragam kuliner berbasis tempe kepada masyarakat luas," ujar Seviana.

Selain memberikan pelatihan, mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 juga menyediakan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk praktik pembuatan olahan tempe menjadi ekado tempe. Hal ini dilakukan agar para peserta pelatihan tidak hanya menerima teori tetapi juga dapat langsung mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan selama pelatihan. Para peserta terlihat sangat antusias dan aktif bertanya serta mencoba setiap langkah yang diajarkan. Bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan disediakan secara gratis untuk memastikan semua peserta dapat mencoba resep yang diajarkan.

Proses pembuatan Ekado Tempe diawali dengan pengukusan tempe untuk menghilangkan bau dan rasa pahit pada tempe, pengadonan dengan bahan dan bumbu lain yang dihaluskan, proses pelipatan ekado dengan kulit tahu dan kulit pangsit, pengukusan ekado, penggorengan, hingga penyajian.

Proses Pengolahan/Dok. KKN UNNES GIAT 9 Desa Jati Kulon 

Proses Penggorengan/Dok. KKN UNNES GIAT 9 Desa Jati Kulon 

Ekado Tempe/Dok. KKN UNNES GIAT 9 Desa Jati Kulon 

Program ini merupakan bagian dari komitmen mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 Desa Jati Kulon untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan. Selain fokus pada pengembangan produk tempe, mahasiswa KKN juga terlibat dalam berbagai kegiatan lain yang mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat, seperti program kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline