Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Media Tempat Sampah Emosi dalam Bimbingan Klasikal untuk Mengungkapkan Emosi Peserta Didik

Diperbarui: 26 Oktober 2023   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan dengan kurikulum merdeka merupakan pendidikan yang berfokus pada peserta didik. Dengan adanya kurikulum ini memberikan kesempatan pada guru untuk terus mengembangkan diri dalam memberikan layanan pendidikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dari peserta didik. Salah satu layanan yang dapat diberikan kepada peserta didik ialah layanan bimbingan klasikal. Bimbingan klasikal dengan tema pengendalian emosi merupakan tema layanan yang penting untuk diberikan pada peserta didik, dengan tujuan agar peserta didik mampu menganalisis informasi-informasi yang didapatkan berkaitan dengan emosi, selain itu peserta didik juga jadi mampu mengendalikan dirinya ketika sedang emosi dengan melakukan hal-hal positif saat emosi. Peserta didik juga menjadi tahu apa dampak dari emosi-emosi yang diekspresikan dalam hal-hal negatif selain itu dapat merugikan dirinya sendiri tentu itu juga akan berpotensi merugikan orang lain di sekitarnya.

Dalam bimbingan klasikal ini kotak sampah emosi sebagai media yang digunakan untuk mengungkapkan emosi peserta didik. Fungsi dari media ini adalah sebagai tempat pembuangan emosi-emosi negatif yang masih melekat pada diri peserta didik. Peserta didik diarahkan untuk menuliskan apa saja emosi negatif yang sedang dirasakanya lalu mereka dibebaskan untuk merusak kertas tersebut dan membuangnya di kotak sampah emosi yang telah disediakan. Kagiatan ini diharapkan peserta didik mampu merasa lebih tenang dan mengurangi hal hal negatif yang ada pada diri peserta didik dengan mindset yang telah dibangun bahwa hal negatif tersebut telah mereka buang. 

Melalui layanan bimbingan klasikal ini dapat membantu peserta didik dalam mengungkapkan perasaanya, karena beberapa diantara mereka mempunyai hal-hal yang tidak dapat mereka ceritakan pada orang lain namun kali ini mereka merasa diberi ruang untuk dapat menceritakanya dengan bebas tanpa ada batasan yang mereka sampaikan dalam bentuk tulisan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan regulasi emosi peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline