Sekarang ini tentunya kalian tidak asing lagi mendengar kata selebgram dan juga youtubers kan pastinya, mereka ini lah termasuk seorang content creator dengan media yang digunakannya yaitu instagram dan youtube. Tidak hanya itu sebenarnya banyak sekali jenis content creator itu, mengingat banyak juga type content itu sendiri.
Sebelum kita bahas content creator lebih lanjut lagi, yuk perkenalan dulu. perkenalkan nama saya Laeli Sa'adah mahasiswa semester 4 Ilmu Komunikasi angkatan 19 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Pada bahasan kali ini saya tidak hanya akan membahas pengalaman saya menjadi content creator saja tetapi juga potensi platform yang digunakan, dan terakhir apa yang harus diperbaiki agar produksi content di Indonesia jadi lebih sehat.
Di era sekarang ini kita sudah disuguhkan dengan banyak sekali kemudahan, kemajuan teknologi ini banyak membantu kita semua dalam berkehidupan. Adanya sebuah media ataupun platform ini lah yang menjadikan perantara diantar satu individu dengan individu lain tentunya dengan adanya sambungan internet juga. Mengingat saat ini sudah banyak sekali media yang di jadikan sebagai wadah untuk kita semua menuangkan ide gagasan dan juga pikiran yang dapat membantu kita semua dalam melakukan banyak hal seperti mencari uang, jual beli dan masih banyak lagi.
Ide dan gagasan yang dituangkan ini lah yang dapat kita sebut sebagai content bentuknya dapat berupa tulisan, video, suara, gambar dan lain-lain. Content merupakan sesuatu yang dibuat untuk banyak tujuan seperti promosi, iklan, branding, dan lain- lain. Sedangkan content creator ini lah orang yang membuat content itu, dimana sebuah content ini berkaitan dengan reputasi online seseorang didalam media sosial. Kemajuan teknologi serta perkembangan digital ini yang telah mendorong para penggunanya untuk memperhatikan reputasi online. Dimana dalam media online atau internet ini memiliki jangkauan yang lebih luas, jadi akan lebih mudah untuk orang- orang melihat content itu sendiri atau juga reputasi online yang dibangun oleh seorang content creator.
Platform digital atau media sosial seperti instagram, youtube, TikTok, kompasiana, spotify, wattpad, dan masih banyak lagi yang lainnya yang menjadi tempat bagi para content creator membagikan hasil karyanya. Content ini memiliki berberapa type yakni company blog, white paper dan e-book, kontent video, kontent visual, case study, educational webinar dan terkahir podcast. Tentunya sebuah content yang dibagikan disebuah platform digital atau media online ini juga mengikuti debgan bentuk type content itu sendiri. Contohnya type content visual dan video ini biasanya dibagian di media sosial instagram dan orang yang membagikan content itu dapat dinamakan sebagai selebgram. Disetiap platform digital atau media online berdasarkan type content yang dibagikan ini memiliki nama sebutan untuk seorang content creator itu sendiri.
Menurut riset agensi marketing We Are Social dan perusahaan aplikasi manajemen medsos Hootsuite, Saat ini (per Januari 2021) YouTube menjadi medsos yang paling banyak digunakan dalam sebulan. Dimana YouTube digunakan oleh 93,8 persen dari total keseluruhan pengguna internet Indonesia dengan rentang usia 16 tahun hingga 64 tahun. Dengan durasi rata-rata penggunaan YouTube, berkisar di angka 25,9 jam per bulan. Menurut riset teranyar WeAreSocial dan Hootsuite ini mencatat bahwa ada sekitar 170 juta pengguna yang aktif menggunakan medsos di Indonesia, di mana 168,5 juta di antaranya mengakses aneka platform tersebut dari smartphone. Berdasarkan data menarik rata-rata orang Indonesia ternyata memiliki 10 akun media sosial per orang. Selain itu, 60 persen pengguna media sosial memakainya untuk bekerja seperti menjalin relasi dan menjalankan bisnis. Yang mana sebanyak 94,5 persen pengguna dalam rentang waktu dan umur yang sama juga disebut aktif bersosialisasi atau mengunggah konten di medsos sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laporan We Are Social dan Hootsuite, Rabu (24/2/2021).
Bahasan diatas juga menunjukan kalau kita semua ini sebenarnya dapat dikatakan sebagai content creator termasuk juga saya, hanya saja bentuk dan maksud tujuannya saja yang beragam. Beberapa bulan lalu sebelum pandemi saya sering membuat content untuk instagram pribadi saya sejak masih duduk dibangku SMA. Saya membuat content ini berupa sebuah visual yang nantinya akan saya posting menjadi insgram stories atau pun postingan pada feeds insgram. Saat itu sedang ramai sekali tagar ataupun akun tentang garagara-ig, instagramer, multiplepost, typografi, madewihstories, dan masih banyak lagi. Semua tagar dan akun insgram itu menjadi wadah untuk menampung hasil karya dan juga sebagai tempat untuk mencari inspirasi juga. Mulai dari foto, typografi, desain dan lain-lain yang jadi sebuah content didalamnya. Banyak para pengguna lain atau content creator lain yang memanfaatkannya untuk mencari uang, banyak juga yang karena sedang atau hobi saja seperti saya. Dulu hampir setiap postingan saya berusaha untuk mengemasnya dengan sekreatif saya, namun karena pandemi saya jadi tidak memiliki bahan dan membuat saja sudah tidak membuatnya lagi. Namun untuk mengedit foto masih sampai saat ini sebelum memposting di instagram baik stories ataupun feeds. Jadi dapat dikatakan saya membuat instagram saya menjadi tempat untuk menuangkan kreatifitas dan juga melakukan apa yang saya suka yang beberpa dikemas seperti content creator. Dua bulan yang lalu saya juga membantu teman saya yang memiliki usaha menjual hijab untuk membuat content ju
alannya di instagram dan juga whatsapp. Dari memotret dan juga membuat video hijab itu yang nantinya akan menjadi bahan julannya untuk menarik para costumer untuk membeli. Semenjak semester 4 ini, Kompasiana juga menjadi media baru yang saya gunakan untuk membuat content yang sebenarnya tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi. Namun dari tugas ini saya belajar media content baru yakni yang bentuknya tulisan yang ternyata memilki banyak keunikan dan juga syarat dan ketentuan dalam membuat content didalamnya.
Saat ini instagram memiliki kekuatan besar didunia content creator, baik untuk iklan, marketing, branding, dan lain-lain. Yang mana saat ini penggunanya dari berbagai kalangan dan juga rentang usianya beragam sehingga dapat dikatakan memiliki jangkauan yang sangat luas untuk penyebaran sebuah content. Mirisnya melihat sekarang ini banyak juga content content yang menutut saya kurang mengandung manfaat. Meperti dalam TikTok yang menjadi media yang baru naik daun lagi, saya pernah menemui beberpa content yang dibuat untuk menyindir content creator lain. Dan banyak juga dibeberpa media seperti instagram, tiktok masih ada yang membuat akun palsu content creator lain dan juga mengambil content orang lain tanpa izin. Hal ini yang dapat menyebabkan iklim produksi kontent di indonesia menjadi buruk atau tidak sehat. Karena itu kita sebanarnya perlu lebih ketat lagi dalam hal hak cipta terlebih dari media itu sendiri harus lebih meningkatkan lagi kualitas medianya. Dengan harapan untuk kenyamanan para pengguna dan content creator itu sendiri yang nantinya dapat menciptakan kontent dan juga media indonesia menjadi lebih sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H