Lihat ke Halaman Asli

Senandung Malam dan Sebatang Kara

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah satu jam 'Ra duduk beralas kertas koran bekas yang dia temukan di dekat tong sampah di emper toko, meninggalkan dunia darah birunya yang gemerlap tapi palsu, dunia yang diagung-agungkan oleh keluarganya, dunia yang membuatnya selalu ingin muntah ketika namanya di panggil Nayra Wibowo .
Malam ini, untuk kesekian kalinya 'ra meloncati pagar rumahnya yang kokoh dan angkuh, untuk kesekian kalinya menanggalkan busana makan malamnya , dan melupakan menu makan malam yang lezat di meja makan rumahnya yang mewah, malam ini juga untuk kesekian kali 'ra menatapi para pendatang dari negara Gong Xi Fa cai itu menutup toko- toko tempat usaha mereka dengan wajah pongah .'Ra terus memandangi orang- orang yang lalu lalang, mobil - mobil mewah yang lalu lalang , motor- motor yang taik- tarik'an, pandangannya beralih ke langit malam yang semakin gelap, turun sedikit mengamati satu dua laron yang bercanda di lampu jalanan lalu berjalan di hadapan 'Ra pasangan demi pasangan muda - mudi yang bergandengan tangan dan bercanda ( seperti laron - laron itu ) ,pulang dari studio satu dan dua di sebrangnya, dan kemudian mata itu berkeliling lagi melihat sekitarnya, seperti tengah ada yang harus ia amati...ahhhh 'Ra..kau macam detective saja,oom -oom yang turun dari Mercy, cewek - cewek yang lewat d depan hidungnya dengan wangi parfum yang memuakkan .Tante - tante dan mbak - mbak yang berjalan dengan suara tak tok tak tok....
" Heh....ngapain lu di sini? pergi!!"
'Ra menoleh kebelakang, ada rolling door toko yang terbuka sedikit, ada pemilik toko yang mukanya jelek banget kaya Cutpatkai....
"pergi!!denger nggak ?!"
'Ra terus mendongak, menatap orang yang berdiri dengan gagahnya di belakanganya...
"nggak, nggak ada kardus hari ini! cari di tempat lain aja!!" kata orang itu.
'Ra terus menatapinya dengan muak, wajah angkuh yang menjijikan mirip babi.
" pergi monyeet!!ntar gue tendang lu!!"
'Ra bangkit ......
"oom...lu nggak lebih dari anjing kampung kudisan yang mengais-ngais gerobak sampah di sebrang itu" 'Ra meninggalkan toko elektronik itu ( 'ra.....'ra....janganlah kau sindir negeri ini macam gerobak sampah.....bobrok memang tapi setidaknya anjing pelit itu bisa kaya di negeri yang kotor ini, busuk penuh belatung) 'Ra tersenyum tipis,
"setan!! keparat!!" teriak pemilik toko,
tapi 'Ra tetap berjalan dengan menutup kedua telinganya, sesampainya ia di tong sampah yang ia tunjuk tadi 'Ra berhenti, berbalik, lalu di keluarinnya coin lima ratusan, di lemparnya
"nih oom.....udah , diem lu..kais aja tuh!!" kemudian kedua kakinya kembali sibuk susul menyusul, meninggalkan pemilik toko yang dido'ainnya semoga berhasil jadi calon penghuni neraka.
Sandal jepit yang cuman satu 'Ra punya, itupun di umpetin di kamar simbok, masih terus susul satu sama lain, dan berhenti lagi di depan toko yang udah tutup 'Ra kembali jongkok , nggak lama...sendal jepit kirinya harus rela dijadiin alas duduk.Kembali 'Ra menghitung mobil - mobil yang lewat, ada lagi wangi - wangi parfum yang sempet mampir di kedua lubang hidungnya, ada lagi oom - oom yang lagi buang- buang duit untuk beliin ini beliin itu buat perempuan yang menggandeng tangannya, ada lagi samar tawa cekikikan pasangan muda - mudi yang lagi kasmaran macam laron, dan suara tak tok tak tok itu sepertinya menjadi alunan musik yang merdu, padahal bising.
Samar 'Ra melihat sesosok bayang anak kecil di sebrang jalan, yang dengan lincah melongok tong sampah demi tong sampah di depan toko -toko .Bayangan anak kecil yang tangan kanannya memanggul karung goni, dan bila ada sesuatu yang hendak di pungutnya, goni yang sepertinya berat dan sarat itu di letakkannya,lalu mulailah tangan kanan itu memungut benda demi benda,anak itu....hanya punya satu tangan.
'Ra terus merhatiin anak itu. Terlintas kembali di benaknya....seorang bocah cantik dengan pakaian serba anggun dan indah berlari- lari di taman rumah yang mewah, dan sebuah boneka beruang yang besar di pelukannya, aahhhh sungguh ironis dan miris hati'Ra. Angan 'Ra melambung ke masa kecilnya.
'Ra bangkit, di pakainya sandal jepitya.Dihampiri anak itu....
" hei?!"
anak yang disapanya mendongak kaget.ketakutan....
"ikut gue yuk...!" 'Ra memberi senyum.
anak itu masih melongo.
"kenapa? takut? gue bukan orang jahat, yuk kita nongkrong di sebrang...di sini rame banget, yuk!"
anak itu dengan ragu - ragu mengikuti 'Ra yang udah nyebrang lagi....."siapa nama kamu?"
nggak ada jawaban.
'Ra senyum lagi...." nggak usah takut, gue bukan penjahat !"
anak itu tetep diam, emang bakatnya jadi pendiem kali!
'Ra berhenti di tukang kacang. " mbak dua bungkus..." 'Ra mengeluarkan dua lembar seribuan
lalu diberikannya satu bungkus pada anak kecil yang berdiri di sampingnya.anak itu dengan susah payah menerima dengan tangan kanannya , tangan yang memegang bungkus kacang sekaligus memegang leher karung goni. Tangan yang kecil......
"Nongkromg di sana aja ya?" ajak 'Ra setelah berjalan beberapa meter dari tukang kacang yang rada kemayu itu. Bocah itu mengangguk.Diletakkannya goni yang sedari tadi dipanggulnya itu, nggak lama....keduanya asyik makan kacang.
"kamu dari tadi nggak mau ngomong sama gue! sekarang jawab pertanyaan gue....siapa nama kamu?"
"Kriwil!" jawab anak itu pendek, cuek banget, dia nerusin makan kacang rebusnya.
"kriwil? itu nama kamu?" "Ra nggak percaya.
"orang - orang manggil gitu "
"kenalan dulu donk, nama gue 'Ra"
Kriwil menyambut uluran tangan 'Ra
"Rumah kamu ?"
Kriwil menggeleng
"ibu, bapak?" ahhhh 'Ra..emang dasar detective gadungan
tapi Kriwil menggeleng lagi
"udah makan? " tanya 'Ra hati - hati
Kriwil menggeleng lagi
Ya, dari mana dia makan? 'Ra membatin, bertanya pada diri sendiri.
"mau mie tektek?"
Kriwil diam tak menjawab
"Gih ...pesen sama abang di sebrang sana, dua ya...suruh anterin ke sini..."
" saya nggak punya duit," katanya acuh tak acuh
Seakan jantung 'Ra berhenti berdetak.Bocah kecil.....tanpa ssedikitpun jiwa pengemis, walaupun dia cuma pemungut kardus bekas, nggak kepikir ama dia kalau gue yang bakal bayar mie tektek itu! tetep nggak kepikir ama dia, kalau gue....aahhh, dasar bocah polos!
" pesen aja , gue yang bayarin! bilang ama abang itu, gue yang nyuruh kamu , gitu!gih...."
Kriwil berlari kecil ke sebrang, mesen mie, karung goni itu dibawa- bawa, nggak lama ...dia kembali berlari kecil sambil tersenyum kecil ke abang mie tektek yang membawa dua mangkon mie tektek...
" yuk makan...!"
Kriwil tersenyum.Dihirupnya kua mie...kepanasan!
'Ra tertawa.
"pelan - pelan dunk.."
Kriwil tersenyum lagi, tangan kanannya yang dekil itu menarik - narik mie yang panjang, diangkatnya tinggi- tinggi lalu dimasukkannya ke mulutnya...dia tersenyum.
"enak?" tanya 'Ra
Kriwil nggak menjawab, dia masih asyik mencomoti mienya satu persatu
'Kriwil....mungkin baru sekali ini kamu bisa makan mie tektek, jangankan makan mie tektek ...untuk makan sehari- hari aja ...entah gimana kamu ngedapetinnya.Tubuh kamu begitu dekil dan kotor, dengan koreng -koreng, dengan tanpa alas kaki, kaos Yukensi kamu yang udah kotor dan sempit itu....entah apa warna asalnya!Celana pendek kamu begitu banyak tambalan.Kriwil, badan kamu nggak pernak kesentuh air dan sabun, dan tempat tidur kamu...ada di mana- mana, dan tangan kamu itu....' batin ra, tak sedikitpun matanya berpaling dari kriwil
"kenapa?" tanya bocah itu tajam.
'Ra jadi rada kikuk..." nggak, eh, mienya nambah?"
kriwil menggeleng
'Ra mengeluarkan selembar dua puluhan ribu
"panggil abangnya gih, nih duitnya.."
selesai makan mie tektek, kriwil mulai rada mau diajak akrab, nggak kayak waktu pertama ketemu tadi
" kamu pernah sekolah?"
"nggak tau, lupa " jawab anak itu
"punya sodara?"
kriwil menggeleng, " saya nggak tau , kenapa saya ada di sini, yang saya tau ..tiap hari saya mesti ngumpulin kardus, dikiloin, duitnya buat makan pagi- pagi..."
" pagi-pagi?"
Kriwil mengangguk " cuma cukup buat makan pagi , pake krupuk sama tempe"
'Ra terperangah, tapi dia buru- buru berusaha bersikap biasa..
"kaki kamu kenapa tuh ?" 'Ra menunjuk ke koreng di lutut kriwil.
"Ditabrak mobil," jawab kriwil pendek
"ditabrak apa disrempet?"
"disrempet," ralatnya
"kapan?"
"lupa,"
"nggak diobatin?"
Kriwil menggeleng " biar sembuh sendiri ," dia tersenyum.
'Ra dan kriwil terus mengobrol ke sana ke mari, kriwil udah mulai akrab, dan 'Ra tambah kagum sama bocah di sebelahnya itu. 'Ra nggak peduli sama orang -orang yang lalu lalang ngeliatin dia, juga pelayan- pelayan toko di sebrang, toh saat ini dia ngrasa jauh lebih rendah dari kriwil, kekaguman yang teramat sangat tak membuatnya merasa berbeda dengan kriwil,dia terus asyik ngobrol, ngobrol terus...sampe nggak kerasa toko- toko udah tutup, jalanan udah pada sepi, di ujung malam.
" gue pulang dulu ya...besok- besok kita nongkrong lagi.."
Kriwil tersenyum, ada sinar lelah di pelupuk matanya, hatinya ingin mengucapkan terima kasih, tapi kriwil nggak tau untuk itu dia harus ngucapin kata " makasih"
'Ra meninggalkan kriwil, kembali sendal jepit merahnya saling susul, mengiringi segenap perasaan di kalbunya tentang kriwil.
' Kriwil , gue kagum banget sama kamu, kamu yang cacat, yang nggak tau siapa dan di mana orang tua kamu, kamu yang sebatang kara, kamu yang udah banyak ngalamin kesengsaraan di usia muda kamu yang kamu sendiri nggak tau berapa. Kamu yang bocah, udah ngalamin kepahitan hidup yang bener- bener pahit!, kamu yang bocah, udah banyak yang kamu kerjain, kamu yang bocah, yang cuman tau kardus- kardus mana yang masih laku dikiloin sama yang nggak, cuma itu!kamu yang menampung segala ludahan, cacian, makian,timpukan dan segala macam yang menyakitkan dari orang - orang di sekitar kamu. Kamu yang cuma boleh bermimpi indah,cuma mimpi indah yang masih menjadi hak kamu, atau barangkali....untuk bermimpi indahpun kamu udah nggak berhak?' 'Ra bermonolog dengan hatinya.
'Ra terus berjalan menyusuri malam yang lengang, sendirian, sementara......Kriwil juga sendirian, terlelap di emperan toko, tanpa bantal, tanpa kasur, tanpa guling, hanya emperan itulah!
Ada segurat rasa sesal di hati 'Ra...... ' kenapa gue mesti ngobrol sama dia lama- lama? tentu besok pagi dia nggak bisa makan yang cuma pagi - pagi...karena kardus yang tertumpuk hari ini nggak sebanyak biasanya, lantaran gue kelamaan ngajak ngobrol!pasti duit hasil ngiloin kardus - kardus bekas itu nggak cukup buat makan dia besok pagi! karena kardus yang dia dapet hari ini nggak banyak, dan itu penyebabnya adalah gue!satu kesengsaraan lagi bakal dia alamin: besok pagi dia nggak bisa makan, dan itu gara - gara gue!" umpat 'Ra pada dirinya sendiri.
'Kriwil....besok pagi kita sarapan berdua ya, di warung. Dan kamu boleh makan ama apa aja , nggak cuma sama tempe dan kerupuk, dan.....nggak usah khawatir, kamu gue yang bayarin....
besok pagi, kriwil, sebelum gue berangkat sekolah ' janji 'Ra di ujung malam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline