Lihat ke Halaman Asli

Laela Ramadhani

Universitas Mercu Buana

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristoteles

Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Latar Belakang 

 Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi yang pesat, sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa salah satu faktor kunci dalam menentukan keberhasilan dan keberlangsungan suatu organisasi adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah hubungan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk memengaruhi orang lain agar bekerja secara sadar dalam konteks tugas, demi mencapai tujuan yang diinginkan. Ini juga merupakan proses bagaimana mengatur dan mencapai kinerjGaya kepemimpinan Aristoteles menekankan pentingnya integritas moral, partisipasi aktif masyarakat, dan pencapaian kebaikan bersama. Ia berpendapat bahwa seorang pemimpin harus tetap setia pada prinsip etika dan moral, bahkan dalam situasi sulit, agar dapat membangun kepercayaan publik. Aristoteles percaya bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan sangat krusial, karena hal ini tidak hanya meningkatkan legitimasi keputusan, tetapi juga menciptakan rasa memiliki di antara warga. Selain itu, ia menekankan bahwa kepemimpinan harus fokus pada kebaikan bersama, di mana pemimpin perlu memiliki visi yang jelas dan inklusif. Dengan pendekatan ini, pemimpin dapat mendorong partisipasi aktif, menginspirasi masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang adil dan harmonis. Gaya kepemimpinan Aristoteles memberikan dasar yang kuat untuk membangun masyarakat yang sejahtera dan berkeadilana serta membuat keputusan sesuai harapan. Kepemimpinan melibatkan cara mendistribusikan pengaturan dan situasi dalam waktu tertentu. Kepemimpinan bukanlah sekadar jabatan atau gelar, melainkan hasil dari proses perubahan yang panjang dalam diri seseorang. Sebagaimana dijelaskan dalam jurnal penelitian oleh Robert Borrong, kepemimpinan dalam gereja bukanlah pelaksanaan kekuasaan atau otoritas manusia, melainkan suatu bentuk pelayanan. Aristoteles menggambarkan bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya melalui penggunaan logika dan pemikiran, yang memungkinkan mereka menemukan cara untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

Terdapat beberapa defenisi kepemimpinan sebagai berikut:

1. Menurut Pancasila

Kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila merupakan usaha kepemimpinan yang memiliki jiwa Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk membawa serta dan memimpin masyarakat lingkungannya ke dalam kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undanng-Undang Dasar 1945. Aspek kepemimpinan Pancasila adalah sikap konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila. Semangat kekeluargaan merupakan suatu unsur penting dari kepemimpinan Pancasila.

2. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.

3. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisasi dalam kelompok didalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline