Lihat ke Halaman Asli

Sari Puspita Dewi

a lifelong learner

Ibupreneur: Ibu Rumah Tangga Jadi Entrepreneur

Diperbarui: 5 Mei 2020   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jika diperhatikan, belakangan ini pastilah lini masa media sosial Anda dipenuhi dengan promosi jualan teman-teman Anda. Saran saya, beli saja! Dengan membeli satu dua barang dagangannya, Anda mungkin sudah turut membantu mereka untuk membeli bahan makanan atau bahkan bantu bayar listrik rumah mereka, yang dirasa kian tinggi tarifnya.

Mengapa? Sebab sejak pandemi covid19 masuk ke bumi pertiwi, banyak sekali kepala keluarga yang terkena dampak finansial. Ada yang kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), sebagian dirumahkan dan bahkan bagi pekerja informal jadi semakin sulit mencari orderan sejak berlakunya kebijakan #dirumahaja per 16 Maret 2020 lalu. 

Untuk menjaga dapur tetap ngebul, tak sedikit istri yang mendukung para suami dengan berjualan. Mulai dari jual masker dan hand sanitizer hingga makanan praktis sehari-hari. 

Tentu saja para Ibu Rumah Tangga yang mendadak jadi entrepreneur ini bukan hanya mereka yang terdampak PHK atau kondisi dirumahkan, tapi bisa saja mereka yang mengambil langkah cerdas dalam menghadapi ketidakpastian selama pandemi covid19. Dengan berjualan, mereka turut membantu perekonomian keluarga agar tetap stabil.

Apalagi di jaman serba digital ini, berjualan jadi sangat mudah bagi siapa pun yang tidak berlatar belakang business atau marketing. Bahkan, kecanggihan teknologi bisa membuat orang-orang berjualan tanpa modal. Misalnya, buka jastip (jasa titipan) atau memasarkan barang dagangan orang lain melalui akun pribadi media sosial masing-masing. 

Dengan menampilkan gambar dagangan yang aesthetic ditambah dua kata ajaib "Open PO", maka dalam waktu singkat orderan bermunculan melalui kolom "Comment", "Direct Message" atau melalui "Reply". Media sosial betul-betul telah memudahkan ibupreneur memasarkan barang dagangan mereka (minimal) kepada lingkungan terdekatnya; tetangga, sahabat juga kerabat. 

Dengan menjadi ibupreneur, mereka tidak hanya sekadar menjaga stabilitas sistem keuangan keluarga namun juga memberi nafkah pada penyedia barang dan pada driver ojol yang mengirim dan mengantarkan dagangan ke pintu pelanggan masing-masing.

Tulisan ini bisa jadi bagian dari kisah saya atau Anda sendiri. Mari hadapi pandemi dengan belajar menjadi ibupreneur!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline