Lihat ke Halaman Asli

Literasi Indonesia: Narasi Vs Komik Audio Visual?

Diperbarui: 14 Juni 2024   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SDN-Ketawanggede-Kelompok-1-Membaca /dokpri

Media bacaan yang menyenangkan dan menarik bagi siswa salah satunya adalah komik. Konten komik yang menghibur, menjadikan komik sebagai bahan bacaan yang tidak hanya disukai oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Seperti yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2013, hlm. 410) bahwa " Gambar dalam komik merupakan gambar-gambar statis yang berurutan yang saling berkaitan satu dengan yang lain yang membentuk sebuah cerita."

Komik termasuk ke dalam media gambar diam yang umumnya ditemui dalam bentuk cetak atau non cetak berbasis internet. Selain itu fungsi awalnya ialah sebagai media hiburan, namun dapat diramu menjadi suatu bahan bacaan yang edukatif, yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.  Seperti dinyatakan oleh Mayer (1989, hlm. 244) bahwa "...illustration can affect the cognitive proccessing of the reader".  

Komik terbagi menjadi dua, pertama dilihat dari segi bentuk, kedua dilihat dari isi cerita. Dari segi bentuk atau format, komik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu komik potongan atau komik strip, komik buku dan komik online. Sedangkan berdasarkan isi cerita, komik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu komik fiktif, komik biografi dan komik ilmiah. 

Keunggulan dari media literasi dalam bentuk komik adalah dapat menyajikan suatu pesan atau informasi melalui sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk rangkaian gambar dan balon-balon teks. Sehingga para pembaca terutama siswa akan terpancing motivasinya untuk membaca dan belajar. 

Adapun hasil observasi penulis dan tim mengenai media literasi di salah satu Sekolah Dasar yang berlokasi di Kota Malang, didapatkan data dan fakta bahwa sebagian siswa lebih menyukai media literasi dalam bentuk komik, sebagian lagi lebih menyukai media literasi dengan audio visual atau berbentuk video animasi. Hal ini membuktikan bahwa siswa di Indonesia kurang menyukai media literasi dalam bentuk narasi. 

Komik yang diciptakan oleh penulis dan tim yaitu komik berjudul "Manfaat Energi Matahari Bagi Manusia, Tumbuhan, dan Hewan", alasannya karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru, penulis dan tim menemukan fakta bahwa kebanyakan siswa kesulitan dalam memahami materi pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Dalam komik dan video dijelaskan bagaimana manfaat matahari bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Energi matahari adalah suatu peristiwa yang sudah tidak asing di kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, penulis dan tim berusaha untuk membuat komik dan video sederhana agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang sedang mereka pelajari. 

Komik "Manfaat Energi Matahari Bagi Manusia, Tumbuhan, dan Hewan" pada bagian style gambar dirancang dengan menggunakan style gambar chibi atau CB atau Child Body. Penggunaan style chibi ini tidak semata-mata asal pilih saja, tetapi dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan. Dipilihnya style chibi karena akan lebih memudahkan dalam tahap penggambaran komik sehingga akan lebih mengefisienkan waktu pembuatan komik ini. Faktor pertimbangan kedua yaitu menarik minat siswa dalam belajar dan membaca.

Penulis dan tim melakukan observasi pada siswa SD yang masih dalam usia anak-anak. karena anak-anak cenderung kurang mampu menangkap pesan yang terlalu rumit atau kompleks, maka dari itu, style chibi digunakan agar pesan yang hendak disampaikan dalam komik ini dapat diterima dan dipahami oleh siswa. Penulis dan tim berharap melalui komik dan video animasi yang telah dirancangkan dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan siswa merasakan pembelajaran yang lebih menyenangkan, sehingga dapat memacu motivasi siswa dalam membaca dan belajar tanpa ada rasa terpaksa. Serta membantu dalam peningkatan kemampuan literasi sains siswa. Di samping itu, guru dapat menjadikan ini sebagai referensi untuk mengembangkan dan menerapkan media serupa pada materi pembelajaran lain.  

Komik dan video animasi yang telah dirancang berfokus pada aspek visual dan auditori yang dapat membantu siswa mengenali dan mengingat huruf serta kata yang dikembangkan kemudian diuji coba di kelas 1 SDN Ketawanggede. 

Setelah dilakukan uji coba, penulis dan tim menemukan fakta bahwa kemampuan literasi di kelas 1 SDN Ketawanggede lebih cenderung mengarah pada media literasi dalam bentuk komik. Hal ini cukup mudah dipahami karena komik merupakan media bergambar berisi dialog dan warna yang membuat siswa tertarik untuk membacanya. 

Penulis menyimpulkan bahwa siswa kelas 1 SD berada pada tahap operasional konkret, sehingga memerlukan media pembelajaran konkret seperti komik dan video animasi untuk memahami konsep abstrak. Hasil observasi menunjukkan kemampuan membaca siswa kelas 1 di SD Negeri Ketawanggede masih rendah, dengan kesulitan membedakan huruf, melafalkan, dan menyusun huruf menjadi kata. Penelitian ini akan mengkaji penggunaan media komik dan video animasi bertema IPA tentang manfaat matahari untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa. Penggunaan media visual yang menarik diharapkan dapat meningkatkan minat dan apresiasi siswa terhadap membaca. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline