Lihat ke Halaman Asli

lady

Mahasiswa

Resensi Buku Okky Madasari: Yang Bertahan dan Binasa Perlahan

Diperbarui: 23 September 2023   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Dengan ini, saya ucapkan selamat kepada diri saya sendiri karena kesabaran dan ketelatenan dalam memahami serta memaknai ribuan paragraf yang say abaca. Tidak pernah saya sangka akan selesai secepat ini. Waktu demi waktu rasanya berjalan lambat pada halaman pertama. Saya ingat saat itu ceritanya belum membuat saya tertarik, tetapi siapa sangka Okky Madasari mampu mengalirkan saya pada kisah ini secepat cahaya. Ssya berterimakasih kepada banyak orang yang mendorong saya menyelesaikan naskah novel berisi sembilan belas bab yang tadinya membuat saya mengeluh padahal baru saya lihat sampulnya. Kemudian terbitlah resensi buku ini, yang saya harap mampu membuat pembaca resensi saya tahu bahwa saya bukan orang yang menikmati pembacaan buku. Tetapi kali ini, rasanya berbeda.

Buku ini terdiri dari sebuah rangkaian cerita pendek yang ditulis oleh Okky Madasari, dan menariknya, meskipun terbit beberapa waktu yang lalu, buku ini tetap relevan dengan realitas saat ini. Dalam buku ini, kita disuguhkan dengan beragam cerita pendek yang menghadirkan perspektif-perspektif yang berbeda mengenai berbagai isu sosial.


Salah satu cerita pertama dalam buku ini membahas program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meratakan penduduk. Program ini, seperti yang kita tahu, memiliki akhir yang beragam, dan hal ini tercermin dalam judul buku itu sendiri: "Yang Bertahan dan Binasa dan Perlahan." Dengan berbagai sudut pandang yang dihadirkan dalam cerita ini, pembaca dihadapkan pada kompleksitas kebijakan pemerintah dan dampaknya terhadap individu.

Namun, semakin kita menelusuri halaman-halaman buku ini, semakin jelas bahwa tidak semua orang akan menginterpretasikan setiap cerita dengan cara yang sama. Sebagai contoh, dalam cerita yang berjudul "Janin," Okky Madasari mengangkat hubungan antara seorang janin dan ibunya yang penuh dengan benci dan cinta. Bagi sebagian pembaca, cerita ini mungkin bisa diartikan sebagai perbandingan risiko yang dihadapi oleh janin dengan tindakan yang dilakukan oleh ibunya. Namun, ada yang mungkin melihatnya sebagai refleksi tentang bagaimana keberadaan janin dalam rahim seorang perempuan bisa menjadi identitas yang mendiskriminasi.

Salah satu cerita lainnya, yang berjudul "Keumala," mungkin pada pandangan awal hanya terlihat sebagai penyorotan pada isu moralitas perempuan yang hamil di luar nikah, yang selalu menjadi perdebatan di masyarakat. Namun, Okky Madasari melalui cerita ini mengajak pembaca untuk melihat dampak dari label-label sosial tersebut yang dapat merugikan orang lain.

Buku ini terdiri dari sembilan belas cerpen, masing-masing membawa satu isu yang masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. "Yang Bertahan dan Binasa Perlahan" menjadi ajang bagi Okky Madasari untuk mengajak pembaca untuk melihat isu-isu tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Buku ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis: Apakah norma dan moralitas yang kita anut saat ini benar-benar merupakan hasil dari "kemanusiaan" yang sejati?

Bagi mereka yang baru mengenal karya-karya Okky Madasari, "Yang Bertahan dan Binasa Perlahan" merupakan buku yang tepat untuk memulai eksplorasi terhadap tulisannya. Dengan cerita-cerita pendek yang cermat dan mendalam, buku ini memberikan gambaran awal yang menarik sebelum pembaca memutuskan untuk menjelajahi karya-karya Okky Madasari yang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline