Lihat ke Halaman Asli

Korupsi? Bukan. Korupsi? Ya.

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Memperingati hari Anti Korupsi SeDunia, kita mau tidak mau diingatkan bahwa pemberantasan korupsi di Indonesia baru sebatas bagi para pejabat negara. Yang dianggap korupsi oleh kita itu kalau nilainya spektakuler. Padahal korupsi tidak bisa hilang kalau perilaku korup tidak dimulai dari hal yg terkecil.

Ga usah susah2x, korupsi itu kan artinya mengambil hak orang lain sehingga merugikan orang lain. Jadi, tindakan korupsi bisa berupa buang sampah sembarangan (karena bisa menjadi penyebab banjir, penyakit dll jadi mengambil hak orang lain untuk bisa sehat), supir bis metromini yg ukuran kursi penumpangnya 1 ½ yg buat penumpang yg dapet tempat duduk di pinggir kaki nya mesti ngegantung (ini pengusaha bisnya atau supirnya ya yg buat kursi ini? Coba mereka duduk disitu bisa 2 org muat wajar di kursi itu ga? Gemes saya.) , siswa yg nyontek kalo lagi ulangan, pegawai yg main medsos pas jam kerja (ini korupsi waktu), perusahaan yg ga ngasih pegawai nya cuti padahal sudah hak nya, anak sekolah yg bolos (ini korupsi uang ortunya yg sudah nyekolahin mereka bagi yg di sekolah swasta atau korupsi uang negara karena sekolah sekarang yg gratis bagi yg di sekolah negri) dan masih banyak hal-hal sederhana yg bisa menyebabkan kultur korupsi di negara kita ini tidak hilang.

Nah contoh2x diatas itu bisa dikategorikan korupsi. Selama kita belum menyadari dan masih juga berlaku seperti itu, rasanya pemberatasan korupsi masih jauh dari ok buat Indonesia.

Salam Anti Korupsi seDunia, 9 Desember




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline