Lihat ke Halaman Asli

Permainan Tradisional yang Semakin Hilang

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Jeruk ni, mengingatkan saya dengan masa kecil saya dulu" ucap betty padaku ketika kami membeli jeruk sankis di pasar dekat rumah kos kami. "Ye ke? Apa yang kau buat masa tu bet?" tanyaku pula dengan logat Malaysia yang masih tak fasih. Walaupun tinggal di Malaysia, namun logat asliku tetap masih sulit disembunyikan. "Saye buat sampan, buat rumah laba-laba dari kulit jeruk yang diperas di tangan. Rasanya banyak lagi la, saya pun dah tak ingat sangat" Jawab betty sambil makan jeruk yang sudah dipotong-potong di piringnya. "Haaa, sayepun rasanya macam tu juga la. Hmmmm, tapi kenape dah jarang anak-anak sekarang bermain macam kita dulu ye? Sekarang anak-anak tak kenalpun dengan alam. Mereka taunye bermain dengan benda-benda elektronik sahaje" jawabku pada betty. "Mungkin Mereka tak suke la tu" jawab betty. Perbincangan kami terus berlanjut dengan masing-masing berceita tentang permainan masa kecil kami masing-masing. Walaupun perbincanganku dengan betty seperti biasa saja, namun fikiranku masih melanjutkan pertanyaan-pertanyaan yang belum usai tentang permainan tradisional tadi. Yang membuatku heran adalah kenapa permainan masa kecilku dengan betty kebanyakan sama. Padahal kami hidup di dua Negara yang berbeda bahkan tak pernah bertemu sebelumnya. Belum lagi terjawab rasa heranku itu, fikiranku juga tertumpu dengan keadaan anak-anak sekarang. Kalau kita lihat dengan seksama, betapa banyak anak-anak sekarang yang asyik bermain dengan benda-benda digital. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, sebab ini merupakan efek dari perkembangan era globalisasi. Namun ada yang hilang dari perkembangan anak-anak sekarang, terutama perkembangan sosial. Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar. Sebaliknya permainan tradisional banyak mengajarkan anak-anak untuk peka terhadap alam dan lingkungannya. Selain itu mereka terbiasa untuk bekerja dengan tim, hal ini sangat baik untuk melatih kemampuan teamwork yang berguna bagi kehidupan mereka selanjutnya. Selintas, aku teringat beberapa permainan masa kecilku dulu. Ada congklak, patok lele, pecah piring, enggrang, dan banyak lagi lainnya. Kerinduanku dengan permainan masa kecilku dulu terobati sedikit ketika perayaan kemerdekaan Indonesia setiap bulan Agustus. Dan kalau permainan tradisional dimasukkan dalam kurikulum sekolah formal sebenarnya juga tidak ada ruginya, malah akan menambah kreatifitas anak-anak. Kalaulah anak sekarang sudah kurang bermain permainan tradisonal, bagaimana pula dengan anak-anak masa depan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline