Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Pendidikan Nasional

Diperbarui: 15 Oktober 2024   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.myeducationrepublic.com

Perjalanan Pendidikan Nasional terdapat 3 fase yaitu:

  • Sebelum Kemerdekaan
    Tujuan dari fase ini adalah untuk menghasilkan tenaga kerja murah/pegawai rendahan untuk melayani Kolonial Belanda. Kegiatan belajar pada fase ini antara lain membaca, menulis dan berhitung.
  • Setelah Kemerdekaan

    https://iainutuban.ac.id/


    Yang menjadi fokus utama pada fase ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, mengisi tata kehidupan dan pembangunan. Pada fase ini juga dihasilkan Undang-Undang Pendidikan Nomor 4 tahun 1950 tentang kebijakan pendidikan pada periode awal kemerdekaan.
  • Pembelajaran Abad 21

    Pada fase ini teknologi membawa warna baru bagi dunia pendidikan. Dimana guru harus mampu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik tanpa membatasi ruang dan waktu  dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pembelajaran Abad 21 juga difokuskan untuk pembentukan 6C (Character, Citizenship, Critical thinking, Creativity, Collaboration, Communication)

 Ki Hajar Dewantara - Tokoh Pendidikan Indonesia 

https://fredimalabali.com

  • Ki Hajar Dewantara merupakan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.

  • Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922, memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan.
  • Pada tahun 1959, Ki Hajar Dewantara dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional oleh Presiden Soekarno.
  • Tanggal kelahirannya 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.
  • Bagian dari semboyan ciptaannya, Tut Wuri Handayani, menjadi slogan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia.

"Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh sesuai kodratnya"-Ki Hajar Dewantara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline