Lihat ke Halaman Asli

Laden arissal

Mahasiswa Antropologi Sosial Universitas Hasanuddin

Pengenalan "Budikdamber" oleh Mahasiswa KKNT UNHAS Kepada Warga Desa Tonasa

Diperbarui: 4 Februari 2024   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seminar Program Kerja KKNT ITTG 1 Desa Tonasa (Dokumentasi pribadi)

Universitas Hasanuddin sebagai lembaga pendidikan mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di tahun 2023 dengan berbagai tema dan tersebar di Sulawesi Selatan, salah satunya adalah tema Inovasi Teknologi Tepat Guna di Kabupaten Gowa. Kuliah Kerja Nyata  Tematik dengan tema Inovasi Teknologi Tepat Guna yang kemudian akan disingkat menjadi KKNT ITTG merupakan sebuah kegiatan yang diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk membantu penyelesaian masalah yang ada di masyarakat, inovasi yang berguna untuk memajukan, dan kegiatan untuk meningkatkan kinerja masyarakat dengan penggunaan teknologi dan inovasi yang diberikan oleh peserta KKNT ITTG kepada masyarakat sekitar yang menjadi sasaran program kerja.

Mahasiswa KKNT ITTG GOWA 1 dari Universitas Hasanuddin yang berada di Desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao  mencoba melihat isu atau masalah terkait lingkungan atau sosial budaya dan mencoba untuk memberikan solusi penyelesaian yang sederhana.

Desa Tonasa adalah daerah penghasil holtikultura dengan mayoritas warganya bekerja sebagai petani. Rata-rata lahan yang dimiliki oleh petani dan warga sekitar ditanami sayur-sayuran atau buah-buahan. Oleh karena itu, jarang sekali ada peternakan ataupun lahan yang diolah untuk menjadi kolam untuk budidaya ikan karena lahan di Desa Tonasa, karena umumnya digunakan sebagai lahan pertanian. Disisi lain, harga ikan yang dijual di sekitar Desa Tonasa tergolong lebih mahal jika dibandingkan dengan harga ikan di daerah lain, karena Desa Tonasa adalah daerah yang berada di dataran tinggi. Disisi lain, Gizi yang terkandung dalam ikan adalah gizi penting yang berperan untuk membantu tumbuh kembang dan daya pikir anak. Selain itu, rasa ikan yang lezat dan nikmat menjadi menu favorit oleh banyak orang di desa ini. 

Untuk itu, Kelompok KKNT ITTG yang ada di wilayah Desa Tonasa mencoba memberikan salah satu solusi sederhana yang dikenalkan kepada warga Desa Tonasa tentang bagaimana caranya agar warga bisa menikmati ikan untuk dikonsumsi atau dijual kembali, sambil budidaya tanaman sayur diatasnya dengan menggunakan alat sederhana. 

Budidaya Ikan Dalam Ember (sumber : BORNEONEWS)

Pada tanggal 10 Januari 2024, Mahasiswa KKNT ITTG 1 Gowa yang ada di Desa Tonasa mensosialisasikan cara BUDIKDAMBER di Dusun Buki kepada warga sekitar. Selain mensosialisasikan cara BUDIKDAMBER ini kepada warga, mahasiswa juga memberikan penjelasan terkait manfaat BUDIKDAMBER ini untuk warga. Selain itu, pada sosialisasi BUDIKDAMBER kepada warga Desa Tonasa juga memberikan sesi tanya jawab agar warga lebih paham BUDIKDAMBER. 

Sosialisasi BUDIDAKMBER oleh Mahasiswa KKNT ITTG Gowa Desa Tonasa (Dokumentasi pribadi)

Budidaya ikan dalam ember atau disingkat Budikdamber adalah cara sederhana yang bisa diaplikasikan oleh orang yang ingin budidaya ikan sekaligus menanam sayuran di lahan yang terbatas, bahkan tidak memiliki lahan untuk kolam sekalipun. Dengan bermodalkan ember berukuran 60 liter, keran, dan paku untuk melubangi tutup ember, orang sudah bisa budidaya ikan sekaligus menanam sayur diatasnya. Ember yang diisi air untuk ikan dan tutup ember dilubangi untuk menanam sayur dengan menggunakan arang sebagai media tanam dan keran air yang dipasang dibagian samping bawah ember yang berfungsi untuk memudahkan jika ingin mengganti air dalam ember agar tidak dikuras lagi.

Ikan yang disarankan untuk dibudidayakan dalam ember ini adalah ikan lele, karena cara perawatan ikan lele yang lebih mudah jika dibandingkan dengan ikan lain. Untuk sayurannya, sayuran kangkung merupakan sayuran yang disarankan untuk ditanam diatasnya. Dengan tetap memberikan pakan untuk ikan lele yang masih kecil dengan pakan kan dan menempatkan BUDIKDAMBER ini ditempat yang terkena matahari langsung untuk menjamin pertumbuhan sayuran, teknologi BUDIKDAMBER ini bisa diterapkan oleh siapa saja.

Sosialisasi ini diharapkan akan menjadi salah satu cara agar memotivasi warga Desa Tonasa untuk melakukan BUDIKDAMBER dan memberikan cara agar warga bisa menikmati ikan untuk dikonsumsi atau diperjual-belikan dan budidaya sayur tanpa menggunakan lahan yang luas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline