Mungkin kalian sudah mengetahui bahwa di Indonesia hanya segelintir orang yang gemar membaca. Indonesia berada di peringkat ke 62 dari 70 negara atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah, miris sekali ya teman-teman?
Kurangnya minat membaca menjadikan Indonesia sulit untuk berkembang di bidang pendidikan maupun ekonomi. Bahkan parahnya lagi warga Indonesia mudah sekali termakan isu yang tersebar di media sosial, padahal masih banyak pekerjaan atau kegiatan yang lebih manfaat daripada itu misalnya bercocok tanam, bersih-bersih dan masih banyak lagi.
Tapi hal tersebut sudah mendarah daging, sulit sekali untuk menjadikan masyarakat Indonesia gemar membaca. Sebenarnya cerminan masa depan Indonesia itu dilihat dari pemuda zaman sekarang, majunya Indonesia kelak adalah majunya generasi muda sekarang.
Jika generasi muda sekarang minim membaca, bagaimana kelak Indonesia akan disandingkan dengan negara tetangga apalagi kearah internasional. Sebagai generasi muda (milenial) apalagi pemuda sastra, ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk menaikan rating membaca.
Apalagi di zaman yang modern ini, apapun sudah ada di internet maupun handphone baik dari segi berita, ilmu, fashion, dan makanan sekarang ada dialat yang segenggaman saja, dunia hanya sebatas genggaman.
Kita bisa menceritakan peristiwa-peristiwa yang menarik dan berkaitan dengan pendidikan. Tidak masalah jika kita edit sedikit kata-katanya agar khalayak suka membaca dari penggalan cerpen, novel, buku, karya seni sampai hidup perjalanan seorang yang sukses.
Kita pasti pernah mendengar istilah " buku adalah jembatan ilmu " atau " buku adalah jendela dunia " tak dapat dipungkiri lagi dengan ilmu kita akan bisa hidup dimana pun, kapan pun dan dengan siapapun selagi ajal belum menjemput.
Jika kita membiarkan masyarakat dicekoki dengan berita-berita yang tidak jelas, sama saja kita membiarkan Indonesia minim literasi. Untuk itu, ambil kesempatan ini dengan selalu menulis kemanfaatan untuk bahan bacaan masyarakat.
Tidak masalah jika kita menjadi politikus, tetapi selipi jurnal kita dengan ilmu seperti pepatah bahkan motivasi. Kita juga bisa mencoba semua ide atau tema yang ingin kita tulis dan melakukan survey, ide mana yang paling dominan diminati masyarakat, apalagi pemuda. Mudah sekali untuk membuat sesuatu di era digital sekarang, tidak butuh waktu lama hitungan jam saja sudah bisa viral.
Beruntung sekali jika hidup kita bermanfaat untuk masyarakat, bukan hanya abdi negara saja yang mengabdikan dirinya kepada negara tetapi kita juga mahasiswa sastra bisa mengubah masyarakat Indonesia menjadi pribadi yang lebih kritis dan berpendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H