Lihat ke Halaman Asli

Labib Nur Diansyah

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Neo-Sufisme sebagai Pemurnian Tasawuf

Diperbarui: 20 Desember 2022   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Trilogi ajaran Islam; Al-Iman, Al-Ihsan, dan Al-Islam menjadi dasar atas esensi tasawuf. Di mana Tasawuf berlandaskan aqidah dan pengamalan tasawuf di padukan dengan fiqh yang bermuara akhlak muslim. Adapun Esensi tasawuf sendiri meliputi: kesucian jiwa, kedekatan dengan Allah SWT., dan kesadaran atas keberadaan Allah SWT yang mana merupakan ajaran Al-Qur'an dan kepriadian Rasululah SAW.

Tasawuf memiliki pembagian dan corak tersendiri. Di mana pembagian tasawuf berawal dari sumber berupa Al-Qur'an dan hadis, tjuan yaitu pengembangan akhlak mulia, metode berupa 'amali(ilmu yang diamalkan), dan model yaitu salafi atau berpedoman pada kepribadian Rasulullah SAW. 

Adapun corak dari tasawuf meliputi: Qur'ani, Sunni, Akhlaki, 'Amali, Salafi, Faslsafi, dan Neo-sufisme. Dalam artikel ini, Neo-sufisme menjadi topik yang perlu dijabarkan. Yang mana tasawuf dalam wawasan Neo-sufisme yaitu; spiritual power, kepribadian muslim, dan kekuatan penyeimbangan.

Neo-sufisme merupakan gerakan mengembalikan tasawuf pada trilogi ajaran Islam dengan tujuan agar sesuai dengan ajaran Islam; baik konsep, wawasan, sikap, maupun perilaku yang telah tercemar tradisi, budaya spiritual, maupun penghayatan nilai-nilai kerohanian. Mengenai gerakan Ne0-sufisme dibagi menjadi 3 gerakan, yaitu: gerakan tajdid atau pembaharuan tasawuf, gerakan pemurnian, dan gerakan reformasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline