Lihat ke Halaman Asli

labib bara

MAHASISWA

Semangat Juang yang Meledak Mahasiswa KKM 83 UIN Malang dalam Membangkitkan Jiwa Qurani Anak-anak Kelurahan Kalirejo

Diperbarui: 12 Januari 2023   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

(Malang, 12 Januari 2023)- Taman Pendidikan Al-Qur'an atau biasa dikenal dengan TPQ merupakan salah satu sarana belajar dan berdakwah khususnya dalam ilmu Al-qur'an. sering dijumpai di desa-desa peranan TPQ sangat lah penting dalam menyelamatkan generasi qur'any khusunya dikalangan anak-anak usia dini sampai remaja. namun tidak jarang juga di jumpai bapak-bapak atau ibu-ibu yang masih aktif untuk belajar membaca Al-Qur'an. Dengan membawa identitas Mahasiswa Ulul Albab kelompok 83 KKM UIN MALANG denan semangat Qur'any yang dibawahnya  terjun untuk membantu mengajar di beberapa TPQ yang ada di kelurahan Kalirejo.

Dalam hal ini kelompok 83 terbagi menjadi dua kelompok satu kelompok terjun di TPQ yang di bina oleh Ust. selamet rt. 02 rw. 11 kelurahan kalirejo yang memiliki kurang lebih 40 anak dan 2 ibu-ibu. bertempat dikediaman pribadi Ust. Selamet dengan kesederhanaan tempat namun dengan semangat para santri TPQ yang ada menjadikan suasana yang ada menjadi meawah. "santri-santri yang ada disini rata-rata berasal dari tetangga sekitar yang mayoritas orang tuanya kurang dalam pengetahuan agama khususnya baca tulis Al-qur'an. jadi saya sendiri berangkat dari niatan sendiri juga permohonan dari para tetangga yang berkeinginan anak-anaknya memiliki pengetahuan agama dan baca tulis Al-Qur'an" cerita Ust. selamet. 

Dokpri

kelompok kedua bertempatkan di TPQ yang dibina oleh Ust. Rofiq rt. 04 rw. 11 Kelurahan Kalirejo, yang memiliki santri kurang lebih 20 santri. TPQ yang dibina oleh Ust. Rofiq memiliki santri yang rata-rata masih TK dan sekolah dasar namun dengan usia yang tergolong masih anak-anak sehingga dalam hal mengaji mendapatkan problem dalam hal kehadiran. seperti halnya ketika cuaca hujan mereka cenderung memilih untuk tidak berangkat mengaji ya mungkin karna faktor usia yang masih kanak-kanak. " anak-anak yang ngaji disini rata-rata masih TK dan SD jadi semisal cuaca gerimis atau mendung bisa dipastikan ngaji libur karena mereka yang tidak berangkat ketika ada sedikit halangan, hal ini ya dikarenakan kurangnya dorongan orang tua, namun hal ini sudah lebih baik daripada masa-masa sebelumnya yang mana orang tua sangat jarang memerintahkan anak-anaknya untuk ngaji namun seiring berjalannya waktu dengan generasi yang terus berganti alhamdulillah sudah ada dorongan dari orang tua ya tinggal belom ada i'tiqad untuk mengharuskan anak-anaknya untuk mengaji jadi sekedar diperintah kalo mau ya berangkat kalo gak mau ya dibiarkan saja" ujar Ust. Rofiq.

Dokpri

Dengan beberapa problem yang disampaikan oleh para pembina TPQ  beliau berharap kepada para mahasiswa kelompok 83 ini untuk berniat mengamalkan ilmu dengan kesabaran dalam menghadapi segala problem yang ada nantinya ketika proses pembelajaran. hal ini memberikan dampak yang baik bagi para anggota kelompok yang ikut membantu dalam proses mengajar ngaji mengingat hal-hal seperti ini tidak akan bisa ditemui didalam proses perkuliahan namun manfaatnya sangatlah berguna dalam implementasi nantinya ketika sudah terjun dalam dunia kemasyarakatn.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline