Lihat ke Halaman Asli

La Tansa Milata Hanifa

Seorang mahasiswi Psikologi Universitas Sebelas Maret

Hedonisme: Gaya Hidup yang Menyerang Generasi Z

Diperbarui: 11 Desember 2021   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar diambil dari Freepik 

Hedonisme pada Generasi Z

Hedonis, pastinya kata tersebut sudah tak asing lagi di telinga kamu bukan? Ya, gaya hidup ini sedang marak di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone yang berarti kesenangan. Aristippos, seorang filsuf dari Yunani mengatakan bahwa hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Hedonisme merupakan gaya hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup. Biasanya, kesenangan ini identik dengan uang dan berbelanja sesuai kebutuhan maupun keinginan.

Berbicara tentang generasi Z, generasi Z adalah mereka yang lahir tahun 1997-2012 atau sekarang berusia sekitar 9-24 tahun. Menariknya, dari seluruh penduduk Indonesia, komposisi terbanyak adalah generasi Z. Generasi Z juga termasuk pengguna terbesar media sosial di Indonesia. Hal inilah yang kemudian memudahkan mereka untuk saling bertukar informasi, menginginkan, dan mencontoh gaya hidup hedonisme sehingga sangat marak hingga saat ini. Hedonisme bisa dianut berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, pekerja, bahkan sampai ibu rumah tangga. Pada generasi ini, mereka sangat antuasias dengan hal-hal baru, apalagi gaya hidup hedonisme ini dianggap sangat menarik.

Konformitas Hedonis dan Perilaku Konsumtif

Usia generasi Z adalah masa dimana mereka senang bermain dengan teman-teman sebayanya. Namun, terkadang hal tersebut membuat sebagian dari mereka merasa harus melakukan sesuatu hal yang dilakukan temannya. Jika ada dari teman mereka bisa berbelanja barang-barang branded, mereka juga ingin melakukan hal tersebut bagaimanapun caranya. Generasi sekarang cenderung mengikuti trend supaya disukai dan diterima oleh temannya. Menariknya hal ini dijelaskan dalam salah satu teori psikologi sosial, yaitu konformitas. Santrock (2008) menyebutkan bahwa konformitas muncul ketika seseorang meniru perilaku orang lain karena tekanan yang nyata maupun tekanan yang dibayangkan. Konformitas sendiri adalah kecenderungan untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang supaya sesuai dengan perilaku orang lain. Kecenderungan tersebut dapat membuat seseorang mengikuti gaya hidup kelompoknya termasuk hedonisme. Sederhananya, konformitas adalah perilaku meniru dan mengikuti apa yang dianut oleh mayoritas dalam kelompoknya.

Lalu, apa itu perilaku konsumtif? Perilaku konsumtif adalah perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosisologis dalam kehidupan seseorang untuk mengonsumsi suatu hal secara berlebihan dan tidak terencana pada barang/jasa yang kurang diperlukan. Singkatnya, perilaku konsumtif adalah perilaku boros untuk hal-hal yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan. Sangat sia-sia bukan?

Nah, tahukah kamu bahwa konformitas hedonisme berkaitan dengan perilaku konsumtif?

Oktafikasari & Mahmud (2017) menjelaskan bahwa konformitas hedonis berpengaruh terhadap perilaku konsumtif. Lingkaran pertemanan sangat berpengaruh pada perilaku dan gaya hidup, jika tergabung dalam suatu kelompok yang suka berbelanja, seseorang akan mengikuti perilaku tersebut. Selain itu, teman sebaya sangat berkaitan dengan gaya hidup hedonis. Keinginan seseorang untuk disukai dan diterima teman-temannya menyebabkan mereka ingin mengonsumsi apa yang dikonsumsi oleh kelompoknya. Selain itu, generasi muda mempunyai kepekaan terhadap trend dan cenderung mengikuti mode yang sedang beredar. Sedangkan mode itu sendiri menuntut rasa tidak puas pada konsumen yang memakainya sehingga mendorong konsumen untuk terus mengonsumsinya, yang pada akhirnya membuat seseorang memiliki pola hidup konsumtif.

Dampak Hedonisme dan Perilaku Konsumtif dalam Kehidupan

Perlu digaris bawahi bahwa hedonisme bukanlah gaya hidup yang salah, tetapi masalahnya terletak apabila terjebak dalam kenikmatan materi serta mengubah perilaku seseorang menjadi negatif dan memaksakan diri demi kepuasan diri sendiri yang tidak lagi melihat sisi hidupnya. Hingga pada akhirnya banyak sekali dampak buruk yang ditimbulkan oleh hedonisme dan perilaku konsumtif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline