Lihat ke Halaman Asli

La Dayoni Juhuli

@ladayonijuhuli

Tentang Desaku, Hendea Namanya

Diperbarui: 27 Februari 2024   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekelompok Pemuda Hendea (Dokpri) 

Tentang Desaku,  Hendea Namanya

30 Juni 1997 Pemerintah Daerah Kabupaten Buton meneken selembar putusan resmi pertanda lahirnya sebuah desa baru di utara Sampolawa.

Desa kecil pegunungan. Warganya bertutur dalam bahasa daerah Cia-Cia dialek Laporo.

Secara etimologi kata Hendea di ambil dari bahasa Cia-Cia itu sendiri yang artinya naik. Dapat pula diartikan menanjak. 

Menurut tokoh adat nama Hendea dipakai dengan harapan agar warga di kampung itu makmur dan selalu naik level hidupnya.

Merunut ke sejarah masa lalu, zaman peradaban Kesultanan Buton. Hendea merupakan bagian dari masyarakat komunal Laporo. 

Berada dalam struktur pemerintahan paling bawah di Kesultanan (setingkat desa dalam pemerintahan modern) yang dipimpin oleh seorang Parabela.

Tidak diketahui kapan tepat berdirinya pemerintahan adat disana. File Kesultanan pun memang tidak pernah merekam nama ini Hendea.

Dalam sejarahnya Buton, Hendea memang tidak memilki peran dan posisi menonjol.

Berbeda dengan nama komunal besar lain tetangganya seperti Lapandewa dan Wabula yang dipercaya sebagai Matana Surumba atau penyangga keamanan Kesultanan.

Secara umum Desa Hendea baik secara sosiologi maupun kebudayaan tampak sama dengan desa-desa lain di Pulau Buton. 

Demikianlah...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline