Lihat ke Halaman Asli

Laila Marni

Pemelajar kehidupan

Penderma Rasa

Diperbarui: 1 Februari 2020   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Tak ada yang paling beruntung kecuali kopi
Ia luapkan aroma pada hidung pecintanya juga pada hidung kekasih

Ia susuri belantara hingga membuat penikmatnya jatuh pada cinta
Ia meluncur, menjadi sungai dalam rongga mulut kekasih, mengalir layaknya darah dan mendegupkan jantung, diberinya nada yang tak biasa

Pagi ini, kopi direguk kekasih
Hangatnya memberi kesan, menaburi rasa milyaran, dan aku tenggelam padanya.

Tak menjadi buah bibir siapapun, tapi bahagiaku melangit, saat ia mampu mengukir pelangi di mata kekasih.

Aku larut padanya, ia larut pada kekasih, perlahan kami bukan siapa-siapa, selain petugas penderma rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline