Dalam 2 bahasa yang berbeda asal yakni bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin terdapat kesamaan yaitu sama-sama memiliki peribahasa. Namun karena latar belakang budaya dan pandangan masyarakat yang berbeda, maka dalam hal simbol obyek dalam peribahasa juga akan berbeda. Berikut adalah deskripsi dari simbol "babi" dalam peribahasa Indonesia dan Mandarin.
Bagian Satu: Persamaan Simbol "Babi" dalam Peribahasa Indonesia dan peribahasa Mandarin.
1. Simbol Ketamakan. Ketamakan atau keserakahan, kerakusan atau keinginan yang sangat besar untuk selalu memperoleh sesuatu sebanyak-banyaknya hanya untuk diri sendiri atau egois.
Peribahasa bahasa Indonesia yang sesuai dengan kategori ini ada 5, yaitu: bagai babi kelaparan; menyosor bagai babi; diidam bagai babi; ular telan babi, cacing bengkak perut; bagai babi merasai gulai. Sedangkan pada peribahasa bahasa Mandarin terdapat 2 peribahasa, yaitu:
2. Simbol Keberanian. Berani adalah tidak takut atau mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya atau kesulitan. Peribahasa bahasa Indonesia yang sesuai dengan kategori simbol ini hanya ada 1 yaitu: anjing galak babi berani. Sedangkan pada peribahasa bahasa Mandarin terdapat:
3. Simbol Kekotoran. Yang dimaksud kotor tidak hanya memiliki arti tidak bersih, tetapi juga mengarah pada pelanggaran kesusilaan; tidak patut; keji; tidak ikut aturan; tidak jujur; suka mengeluarkan kata-kata yang keji atau tidak senonoh.
Peribahasa bahasa Indonesia yang masuk ke kategori simbol kekotoran ini adalah: seperti kubangan babi; baunya bak babi hutan; kepala yu, ekor babi; mengadu kucing dengan babi; menutup kepala dengan kulit babi; muka bagai ditampar kulit babi. Sedangkan pada peribahasa bahasa Mandarin, terdapat 11 peribahasa, yaitu:
4. Simbol Penakut. Penakut adalah orang yang merasa gentar atau ngeri menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana; tidak berani; gelisah; khawatir; kacau-balau. Peribahasa bahasa Indonesia yang sesuai dengan kategori simbol ini ada 2, yaini: bagai orang diseruduk babi; bagai orang berburu babi. Sedangkan dalam bahasa Mandarin, peribahasa yang menyimbolkan sifat penakut adalah:
5. Simbol Kebodohan. Kebodohan mengacu pada sifat bodoh; ketidaktahuan; kekeliriuan; kesalahan. Peribahasa Indonesia yang sesuai dengan kategori ini ada 3, yaitu: bagai mengalung mutiara ke babi; kalau sorok lebih dahulu daripada tokok, tidak mati babi ;membabi buta. Untuk peribahasa Mandarin, terdapat 1 saja peribahasanya:
Perbedaan simbol peribahasa dengan kata "babi" pada bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.Mengenai perbedaan, bahasa Indonesia tidak mempunyai padanan simbol seperti pada bahasa Mandarin. Sehingga, yang ada adalah peribahasa Mandarin yang jenis simbolnya lebih banyak daripada bahasa Indonesia. Peribahasa bahasa Mandarin tersebut beserta simbolnya adalah:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H