Lihat ke Halaman Asli

(FPK) Cinta Dibalik Logika

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta Dibalik Logika

No. 61 LH & Choirul Huda

[caption id="attachment_138591" align="aligncenter" width="300" caption="by google"][/caption]

Cinta ibarat deruan ombak, datang menderu dengan bentuk beragam setiap cinta punya bisikan, mendatangi insan yang menangkap sinyalnya

Ketika malam tiba, ku samakan ritme detik dengan degup jantungku mata lelah, jiwa tak bisa diajak kompromi untuk terlelap

Ketika ayam berkokok, ku samakan gelisahku dengan sinar matahari mata hati memalingkan pandangannya mencoba untuk tersenyap

[caption id="attachment_138593" align="aligncenter" width="300" caption="by google"][/caption]

Kasih, angin pagi membawa aroma tubuhmu,

Hilang menjauh membawa sukmaku

Jangan meneriaki kata Cinta,

jika deruan pikiranmu masih diseberang lautan

Kasih, setiap hembusan nafasku adalah

kenangan suka dan duka untukku

Jangan beralasan Cinta,

jika kau biarkan nista menenggelamkan lamunan

Kasih, kisah cinta kita dibalik logika,

biarkan nurani mendesah bebas berlaku

Jangan satukan pikiran dan perasaan,

Cinta bukan untuk dihitung rugi dan laba

Kasih, langit kelam menyaksikan ulah ulahmu dan ulahku

Berikhlar Cinta, tapi merenda duka dan amarah.

Kasih, bumi mendesah tiap kali engkau paksa aku berkukuh

Apakah ini suratan yang kita akan buat untuk sejarah hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline