Lihat ke Halaman Asli

Perempuan dan Kehidupan Seksnya

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13111350951097561501

Dari pengamatan saya dengan para klien, sejak tahun 2000 sampai sekarang, baik yang curhat via email atau yang datang langsung untuk konsultasi, ternyata banyak masalah rumah tangga itu terjadi hanya karena pangkalnya bermula dari masalah seksual suami istri.

Sebagai contoh, ada klien saya, seorang suami yang sampai diperkarakan kepengadilan karena memukuli istrinya sampai babak belur, ternyata masalahnya karena sang istri terus menerus ngomel dan mencaci maki, karena mendapati kenyataan hati suaminya sudah pindah kelain perempuan, usut punya usut, sang suami  akhirnya 'curhat' dia terpaksa punya perempuan lain alias selingkuhan karena istrinya sering menolak ajakannya untuk berhubungan intim. nah lho....kalau sduah begini, repot sendiri 'kan? masalah seksual berubah jadi masalah KDRT dan berlanjut perang pengadilan, yang jadi korban adalah anak-anak.! mereka menyaksikan orang tuanya berantem tiap hari, bahkan melihat ibunya ditampar oleh ayahnya karena mulut dan hujatan si ibu makin lama makin ramai dan menyakitkan. acccccch suatu dilema rumah tangga yang rumit.

Catatan Tahunan Komnas Perempuan bersama lembaga-lembaga pengada layanan bagi perempuan korban kekerasan menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir, angka kekerasan terhadap perempuan meningkat hampir 7 kali lipat. Pada 2009 tercatat kekerasan terhadap perempuan mencapai 143.586 kasus atau naik 263% dari jumlah tahun sebelumnya 54.425 kasus.

Dengan kondisi tersebut, sebuah wadah dukungan solidaritas dari publik untuk perempuan korban kekerasan sangat diperlukan. Mencermati hal ini, pada tahun 2003, Komnas Perempuan menginisiasi sebuah wadah penggalangan daya publik bernama PUNDI PEREMPUAN yang pengelolaannya bermitra dengan Indonesia untuk Kemanusiaan (IKA).

Sepanjang berdirinya, PUNDI PEREMPUAN telah mendukung 39 WCC, 3 organisasi perempuan korban & 1 perempuan pembela HAM. Dana PUNDI PEREMPUAN digunakan untuk:

1.mendukung biaya operasional Rumah Aman atau Women Crisis Center (WCC), mulai dari menerima pengaduan, menyediakan tempat berlindung dan melakukan pendampingan kasus.

2.kegiatan komunitas korban untuk pemulihan dan pemberdayaan ekonomi

3.Dukungan dana mendesak bagi biaya perawatan kesehatan perempuan pembela HAM.

Salah satu dukungan dana dari masyarakat untuk ‘Indonesia for Humanity’, sumbangan keseluruhan Royalti buku “The Power of Sex” karya Lianny Hendranata yang baru saja disepakati dan penandatanganan MOU nya dilakukan pada Sabtu 23 Juli 2011. Dibutuhkan lebih banyak lagi sumbangan masyarakat untuk mendukung Women Crisis Center (WCC) ini, semoga banyak penulis perempuan tergerak untuk hal ini.

Rekan-rekan media, bersama ini saya mengundang anda pada acara konfrensi Pres bersama ibuAnik Tunjung Wusari, Direktur Eksekutif ‘Indonesia Untuk Kemanusiaan’ dalam acara Talkshow bertopik “Perempuan dengan kehidupan seksnya” sebagai bagian dari bedah buku “The Power of Sex”

Hari/tgl :Sabtu, 23 Juli 2011

Tempat:Aula depan Gramedia Gandaria City Mall – Jaksel

Waktu : 15.00 s/d 17.00

ditunggu kehadiran teman-teman semua, mari kita mulai memperbaiki generasi dengan cara melaksanakan 'seks sehat' yang dimulai dari diri sendiri.

konfirmasi kehadiran via inbox, ada souvenir menarik untuk anda semua, selama persediaan masih ada.

salam bahagia dari L.H untuk semua.!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline