Lihat ke Halaman Asli

Derita Lelaki, yang Menikahi Mantan Selingkuhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

saya coba jawab CurHat bapak dengan uraian yang dikemas sebagai artikel, karena saya tidak punya wewenang untuk menilai, apalagi menghakimi perbuatan orang lain, maka cerita hidup bapak ini bisa dijadikan 'contoh soal' agar orang lain mengambil hikmahnya. Semoga jawaban saya bisa dimengerti dan memberi pencerahan hidup keluarga anda.

Cerita selengkapnya bisa dibaca disini :

http://www.liannyhendranata.com/index.php?menu=masalah&task=preview&idp=12

Dear bu LH, saya senang ibu memberikan 'KAMAR CURHAT', saya ingin melonggarkan dada dengan menceritakan apa derita saya.! Istri kedua saya, perempuan yang manis menurut padangan saya, dulu saya bertemu dengannya dan berpacaran sekitar 1 tahun, saya berpikir, dia sosok yang bisa saya ajak hidup bersama untuk bahagia, maka dengan 'pesona' yang dipancarkannya, saya menceraikan istri pertama saya untuk menggantikan kedudukannya dengan dia yang sekarang jadi istri kedua. Tapi entah mengapa, seperjalanan hidup pernikahan kami, istri saya ini selalu saja cemburu buta, saya begitu menderita dengan segala kecemburuannya, semua hubungan pertemanan dengan jenis kelamin perempuan, di 'cut' olehnya, Hp dan email saya di sensor, jika saya buat email adress lain segera dia minta saya setor password nya.!, supaya dia bisa mengawasi lalu lintas surat yang masuk dan keluar. Sekarang saya malas pulang, saya alasan perjalanan pulang kerumah jauh, maka saya mondok ditempat kost, siapa yang tidak malas bu, setiap bertemu selalu dia ngamuk, mengatai saya selingkuh, padahal saya capek sekali jalanan di Jakarta ini macet, pasti pulang tidak bisa tepat waktu.! yang membuat saya malu, dia selalu membalas email-email yang ditujukan untuk saya, dengan cacimaki, jika didapat email tersebut 'berbau' nama perempuan.! terakhir, email atasan saya yang memang seorang perempuan, dia hajar dengan cacimaki yang sangat kasar, sampai saya ditegur untuk bisa menertibkan email kerjaan dengan email pribadi. Jujur bu, saya rasanya ingin bunuh diri.......saya menyesal menceraikan istri pertama saya, dan sekarang hidup dengan perempuan yang seperti 'nenek sihir', saya ingin cerai, tapi kasihan dengan anak kami, usianya baru 3 tahun. Saya tidak keberatan jika cerita ini, ibu jadikan sebuah artikel untuk dibaca banyak orang, saya berharap istri saya ikut membacanya, sehingga dia sadar untuk berubah, karena saya merasa sudah terlanjur jalan hidup dengannya, anak kami yang kasihan jika saya sampai bunuh diri. saya yang menderita, Jeruk Lemon (maaf bu, saya pakai nama samaran) Keterangan : foto ilustarsi didapat dari image google karena sudah mendapat izin untuk di'publish', maka saya harapkan Kompasianer menyumbangkan buah pikirnya untuk meringankan 'penderitaan' si pak Jeruk Lemon ini. TERIMA KASIH ya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline