Saya ngakak tanpa sadar, waktu dengar suara teman saya yang tidak bisa menemukan sepatu yang cocok untuk dipakai kekakinya. Dia sudah menghabiskan waktu hampir dua jam hanya untuk menemukan sepatu yang enak dipakai dan pas dihati.
Celutukan dia yang bikin saya ngakak : Cari sepatu itu seperti cari suami.! yang bagus banyak, yang mengkilap banyak, yang murahan ada, yang mahal juga ada.! tapi yang enak dipakai dan pas dihati, ya koq susaaaaaaaaaah amat ya dapatnya.! (nah lhoooo.?)
gambar ilustrasi diambil dari image google
Lelaki Idaman Perempuan
Soalidaman tentu saja perempuan dan lelaki punya kreteria sendiri-sendiri. Ada perempuan yang tertarik dengan lelaki yang ramah, suka menolong dan menomor satukan perempuan, dan ada perempuan yang tertarik serta penasaran dengan lelaki yang terkesan acuh, tidak gampang menoleh (tertarik) pada perempuan dan semakin tidak bergeming, semakin penasaran sang perempuan yang mencoba memikatnya.
Lelaki-lelaki yang dinilai negatif oleh perempuan adalah grup lelaki yang (bukan selalu) terlalu pasif dan sudah bisa diramal perbuatannya. Umumnya tidak ada inisiatif dan apa yang terjadi, atau harus dilakukan, terkesan mempunyai sikap pasrah (mudah menyerah).
Selain itu, perempuan tidak tertarik dengan grup itu karena perempuan perlu lelaki yang bisa mendukung mereka, memberi keamanan, berani ambil keputusan. Lelaki yang lemah lembut seolah menurut saja apa yang diputuskan oleh perempuan, lelaki model itu umumnya perempuan tidak tertarik dengan mereka. Jadi, perempuan hanya melihat mereka sebagai teman, kepercayaan dan teman baik sebab yang utama, perempuan punya kebutuhan ditunjang secara emosi.
Lelaki-lelaki yang diburu oleh perempuan umumnya yang punya kepribadian kuat, tidak meremehkan kaum perempuan, tetapi juga tidak menjadi tukang obral rayuan.
Ada kecenderungan zaman sekarang, banyak perempuan muda yang mengidamkan lelaki-lelaki yang mampan dalam materi, pintar, berpikiran modern, serta sehat lahir batin, sedangkan usia tidak menjadi masalah........... (benar ngak.?)
Banyak lelaki yang terkesan "kokoh" menjadi pribadi yang sulit mengeluarkan perasaannya, sehingga jika hal itu menjadi kebiasaan, suatu saat meledak menjadi masalah serius dalam hubungan dengan Anda, atau dengan diri sendiri.
Seseorang yang tidak butuh kompensasi untuk perilakunya, dia akan berlaku wajar-wajar saja, dengan penampilan yang wajar dan tindakan yang wajar, dan yang penting menjadi seseorang yang bisa diajak berdiskusi, mampu menerima kritikan, mampu membuka diri untuk menambah wawasan (menerima saran), dan menghargai perempuan sebagai sesama makhluk yang mempunyai derajat dan kemampuan yang sama-sama dibutuhkan bersama.