14 Februari 2015
Untuk Tirta,
Apa kabar kamu di sana? Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu masih memikirkanku seperti aku yang sampai detik ini masih tak bisa menghapus kenangan tentangmu?
Padahal sudah 3 tahun lebih kamu meninggalkanku dan tak cuma sekali pula kamu sanggup menggantiku dengan orang lain. Ya.. aku tahu!
Berulang kali aku mencoba mencari penggantimu, tapi entah kenapa berakhir pada satu pilihan untuk tetap menunggumu. Melihatmu berganti kekasih, lalu kamu mencari pengganti lagi, bahkan temanku sendiri, dan aku hanya bisa menangis dalam hati.
Mungkin aku bodoh.
Ya! Aku bodoh!
Kebodohan ini membuatku buta. Tak lagi ku mampu melihat orang-orang di sekitarku yang menaruh hati. Bahkan sahabatku menjulukiku ‘Pemain Hati’. Entah. Sudah berapa hati yang aku hancurkan hanya karena menunggumu yang tak kunjung menyadari, AKU DI SINI!!!
Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu sadar??
Ingatkah kamu? Saat kamu, entah sengaja atau tidak, menelponku dari negeri tempatmu berada sekarang?